HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Paskah: Damai dan Kegembiraan dalam Persekutuan

redaksi - Sabtu, 23 April 2022 22:19
HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Paskah: Damai dan Kegembiraan dalam PersekutuanPater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Kewapante, Keuskupan Maumere, Flores. (sumber: Dokpri)

(Minggu II C: Kis 5:12-16; Why 1: 9-11a.12-13.17-19; Yoh 20:19-31)

Setelah Yesus mati di salib para murid hidup dalam  ketidakpastian dan rasa takut, jangan-jangan mereka akan mengalami nasib yang sama seperti Yesus. 

Itulah sebabnya mereka selalu berkumpul di ruangan tertutup untuk berdoa dan untuk saling meneguhkan satu sama lain. Karena itu, perjumpaan para murid  dengan Kristus yang bangkit mendatangkan keteguhan hati dan sukacita luar biasa. 

Injil Yohanes menceritakan tentang Yesus datang pada malam hari dan berdiri di tengah murid-murid yang sedang berkumpul di sebuah rumah. 

Dia meneguhkan mereka dengan memberi salam, “Damai sejahtera bagi kamu”, (Yoh 20:19). Lalu Yesus menunjukkan tanganNya dan lambungNya kepada mereka. 

Dan murid-murid yang melihatNya yakin bahwa itu Tuhan. Maka   mereka sangat bersukacita.

Delapan hari kemudian Yesus datang lagi dan sekali lagi memberi salam damai dan mengutus mereka, dengan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mngutus kamu”. 

Sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dengan Rohkudus dan berkata, “Terimalah Rohkudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada”, (Yoh 20:21-23). 

Ternyata Yesus yang bangkit hadir pada setiap pertemuan mingguan para murid. Dan murid-murid sungguh bersukacita ketika melihat Tuhan. 

Yesus hadir memberikan damai sejahtera kepada mereka. Yesus juga menunjukkan tangan dan lambungNya, artinya Ia tampil sebagai Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut serta bangkit dengan mulia. Di dalam pertemuan itu Yesus menyerahkan misi perutusan kepada murid-muridNya untuk menyelamatkan umat manusia dengan kuasa Rohkudus. 

Yesus tidak mengabaikan siapa pun yang hadir dalam pertemuan itu. Dia menyapa Thomas yang lamban percaya. Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku. 

Ulurkan tanganmu dan masukkanlah ke dalam lambungKu, dan janganlah engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah”.

Perikop Injil Yohanes hari ini ingin menyampaikan pesan-pesan berikut untuk kita:

Pertama, Pertemuan doa dan ibadah para murid Yesus dan jemaat perdana dilakukan secara rutin pada hari Minggu, hari kebangkitan Yesus Kristus Tuhan. 

Dalam pertemuan itu Yesus hadir. Namun tidak semua anggota jemaat dan murid selalu hadir pada hari Minggu, seperti Tomas. Hal yang sama terjadi pada zaman kita. 

Banyak orang katolik sering tidak hadir mengikuti ibadah dan misa pada hari Minggu, hari Tuhan. Dan orang yang tidak hadir tidak akan mengalami kehadiran Tuhan yang bangkit, dan kemungkinan besar ia bisa alami kemunduran mutu hidup rohani serta lamban percaya seperti Tomas.

Kedua, Kristus yang bangkit memberikan shalom kepada para muridNya. Kita juga menerima salam damai dari Kristus dan dipanggil untuk membagikan dan menghadirkan realitas “syaloom” sebagai wujud dari karya Roh untuk  mendamaikan semua, karena  damai sejahtera dari Allah melalui misteri Paskah Yesus Kristus justeru ditawarkan kepada semua orang dan bangsa tanpa kecuali. 

Orang yang telah mengalami pencurahan Rohkudus akan sanggup berkata-kata dengan bijaksana, bertindak dengan kasih dan rela mengampuni dengan tulus. 

Ketiga, Yesus mengutus para murid untuk mewartakan KA dan menanamkan nilai-nilai KA  seperti kerukunan, persatuan,persaudaraan, kerja sama, kejujuran dan kebenaran di dalam hati semua manusia. 

Dan,  para murid Kristus harus berjuang melawan kuasa kegelapan  yang merajalela di mana-mana dan berusaha menggagalkan misi Yesus. Karena itu, Yesus memberi kuasa mengusir dan mengalahkan roh-roh jahat itu. 

Sebab Roh jahat dan kuasa kegelapan sedang mengancam setiap orang di mana-mana. Ada  penyalahgunaan kuasa yang menindas orang lain, khususnya yang kecil dan miskin; ada tranksasi jual-beli manusia khususnya wanita dan anak-anak; ada pertengkaran, perselisihan dan ketidaksetiaan dalam panggilan hidup, ada ketidakberesan dan kekacauan di dalam keluarga dan masyarakat, dll.

Kewapante, 24 April 2022. ***

RELATED NEWS