Ini Dia Peta Overland Flores yang Menopang Wisata Super Premium
MAR - Senin, 08 Februari 2021 19:58Pemerintah terus berupaya mewujudkan rencana membangun Labuhan Bajo, ujung barat Pulau Flores, sebagai wisata premium. Destinasi Labuahan Bajo yang dimaksud tentu saja termasuk Taman Nasional Komodo, habitat binatang purba, yakni kadal raksasa.
Di sana ada Pulau Rinca, Pulau Komodo dam banyak pulau kecil lain yang menambah semarak keindahan wilayah tersebut. Keindahan bawah laut lengkap dengan aneka biota lautnya menjadikan Labuhan Bajo sebagai salah satu destinasi paling populer di Indonesia.
Namun, Labuhan Bajo itu tidak sendirian, dia bagian dari kepulauan Flores, yang memanjang ke timur hingga rangkaian pulau-pulau kecil di sana, seperlu Solor, Lembata dan Adonara. Apalagi kalau saja Kepulauan Alor di sebelahnya dikorneksi dalam satu pengembangan yang terpadu akan menjadi lebih hebat. Itu benar-benar surga yang jatuh ke bumi.
Tambah sempurna lagi, kalau Sumba, dan Timor menjadi sebuah kemasan wisata yang terpadu. Kekayaan alam dan budaya tak habis dilukiskan dengan kata-kata. Hanya seorang anggota DPR seperti Bung Bakri saja yang tak mampu mencerap keindahan sehingga meluncur pernyataan kalau NTT itu tidak ada apa-apanya.
Tapi, sudahlah, Presiden Joko Widodo saja sudah jatuh hati dengan keindahan bumi Flobamora, maka abaikan saja Bung Bakri.
Untuk menghubungkan Labuhan Bajo dengan Flores secara utuh, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) belum lama ini menyusun pola perjalanan overland dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari akademisi, pelaku wisata dan stakeholder terkait lainnya.
Tim penyusun pola perjalanan overland wonderful Flores, Disyon Bahagia Toba menuturkan, peningkatan kualitas pariwisata Flores melalui pola perjalanan overland akan memetakan potensi wisatawan berdasarkan kebutuhan dan minat wisata mereka.
Seorang anggota tim penyusun pola perjalanan overland wonderful Flores yang lain adalah Ismayanti. Menurut dia, pola perjalanan overland itu nantinya akan dibagi menjadi sembilan jalur wisata berdasarkan pengelompokkan potensi dan atraksinya masing-masing.
Sembilan jalur itu adalah jalur kopi, jalur vulkanologi, tenun, kampung adat, gastronomi, jalur gowes, warisan budaya, sejarah, konservasi sumberdaya alam, jalur religi dan jalur trekking.
Ina Djamhur, anggota tim yang lain, ketika menyinggung jalur kopi, menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat perkebunan kopi, pengolahan (roasting), mencicipi minuman (cupping) dan kelas kopi. Untuk jalur vulkanologi ada susur jalur, edukasi dan berkemah.
Jalur tenun wisatawan akan ditawarkan kelas menenun, belanja kain, sejarah motif tenun dan belajar pewarnaan. Selanjutnya untuk jalur kampung adat di dalamnya terdapat edukasi, sejarah dan budaya.
"Untuk jalur gowes ada jelajah (touring), scenic view dan menikmati kuliner. Sedangkan untuk jalur warisan budaya ada taman nasional dan desa tradisional. Sedangkan jalur sejarah ada manusia purba dan desa megalitikum," demikian Ina Djambur..
Menurut rencana, setelah pola perjalanan overland usai disusun akan diperkuat dengan pembuatan video story telling dari masing-masing atraksi wisata. Kita tunggu saja! (MAR)