Isak Tangis Melani, Istri Tersangka Kasus Golo Mori: 'Saya Dijuluki sebagai Istri Teroris'
redaksi - Jumat, 17 September 2021 12:59LABUAN BAJO (floresku.com) -Melania Mamu Istri tersangka yang berinisial HA yang menjadi tersangka kasus penyerobotan lahan, mengaku dirudung (dibully) oleh masyarakat hingga mengalami trauma.
Perundungan tersebut diterima setelah peristiwa penangkapan HA, suaminya, yang dilakukan pihak Polres Manggarai Barat, Jumat (2/07/2021) lalu. Berita penangkapan itu ramai diberitakan dan viral di media sosial.
Melani mengatakan banyak warga menjulukinya sebagai istri dari seorang teroris dan penjahat lokal.
"Bagaimana tidak, ia dijuluki sebagai istri dari seorang “teroris” dan penjahat lokal oleh warga lokal. “Pak saya sedih sekali karena saya disebut istri dari teroris dan penjahat,” ujar Melani melansir jurnal bali.com, Kamis, 16 September 2021.
Dikatakannya sejak suaminya ditahan di Mapolres Manggarai Barat, ia memilih menghindar dari kampung halamannya dan tinggal sementara di rumah keluarga di Labuan Bajo.
Hal tersebut dilakukannya, karena tidak tahan mendengar fitnah dan caci maki dari masyarakat setempat.
Tak hanya dia, anak-anak menjadi korban bullying dari masyarakat dikampung halaman.
"Selain saya, yang mengalami caci maki, anak anak saya juga dikucilkan dari kehidupan sosial. Orang orang di kampung tidak mau ketemu dengan anak anak kami.
Kemarin, disampaikannya anaknya menelfon menyampaikan bahwa orang-orang yang berada di kampung halamannya membully anak-anak tersebut.
"Kemarin anak saya telpon katanya, Mama kami dikucilkan di sini. Orang orang kampung menjaga jarak dengan kami. Kami malu di sini,” ujar Melani.
Saat ini Melani rutin memasak makanan untuk 21 orang yang ditahan di Mapolres Manggarai Barat.
“Pak setiap hari saya masak makanan untuk mereka. Suami saya ditahan dan anak sulung saya, Hendrikus Berbelas Kasih Habat juga ditahan. Saya tidak ada yang bantu saya sedih sekali pak,” ujarnya dengan pecah tangis.
Bahkan ia juga menyampaikan bahwa dirinya harus meminjam uang ke beberapa keluarga untuk membiayai kebutuhan sehari harinya, dan juga kebutuhan suaminya.
Senada dengan itu, Istri berinisial AT, Maria Bergita (43) warga kampung Nggoer, Dusun Lok, RT 003 / RW 003, Desa Golo Mori mengaku sangat sedih karena suaminya, yang merasa tidak bersalah tiba tiba ditahan.
Bergita harus rela tinggalkan anak dan ibunya yang lumpu demi menjaga dan memenuhi kebutuhan suami di dalam Rumah Tahanan.
Tak kenal lelah,setiap harinya ia datang dari Golo Mori untuk menjenguk suaminya.
Dirinya pun harus merogohkan uang saku setap hari untuk biaya perjalanan. Belum lagi ia mengalami sanksi sosial dari masyarak di kampung halamannya yang menyebut isteri preman, penjahat dan teroris.
“Kami stres pak. Juga saya tertekan batin. Karena Kami dijuluki sebagai istri dari teroris. Sedih sekali pak hidup kami ini,” ujarnya. (Paul R)