J e j a k (Sekadar Hambur-hambur Kata pada HUT ke 150 SVD, Serikat Sabda Allah)

redaksi - Minggu, 07 September 2025 19:52
J e j a k (Sekadar Hambur-hambur Kata pada HUT ke 150 SVD,  Serikat Sabda Allah) Pater Kons Beo, SVD (kiri), Frater Aryos Xavier C. Leda, SVD (kanan) (sumber: Dokpri)

"Misionaris-misionaris adalah duta-duta Cinta Ilahi. Mereka harus memperlihatkan karya-karya agung Allah dan mendirikan Kerajaan Cinta Ilahi, di tempat belum nampak kuasaNya"
(St Arnoldus Janssen)

Oleh: Kons Beo, SVD & Aryos Xavier C. Leda, SVD

Steyl, daerah Tegelen, Belanda, di area pinggiran Sungai Maas di hari itu ada kisah penuh kenangan.

Pada Rabu, 8 September 1875 itu, berawal mulalah satu Serikat Missi. Serikat Sabda Allah - Societas Verbi Divini (SVD) lahir. Sebuah awal yang sederhana. 

Sebuah kedai minum dibeli. Dirancang jadi Rumah dengan spirit misi. Waktu berikutnya, sebidang tanah dibeli. Hendak dibangun sebuah seminari misi.

Dan adalah Arnoldus Janssen, imam Projo Keuskupan Muenster, kelahiran 5 Nopember 1837 Goch, Nieder-rhein, dekat perbatasan Belanda Jerman, yang mengawalinya. 

Semua mesti dimulai dalam 'sangsi penuh sinis namun serentak terbingkai dalam harapan yang kokoh.' Arnoldus menyerahkan Rumah Misi itu ke dalam rencana dan kehendak Allah sendiri, dalam Perlindungan Malaekat Agung St Mikhael.

Tercatat kurang lebih kata-kata Arnoldus Janssen pada hari pemberkatan Rumah Misi, 'Sekiranya Rumah ini berkembang, semuanya semata-mata karena dan demi kemuliaan Allah; sekiranya tidak, aku harus menepuk dada dan berkata aku tak layak untuk karya sebesar ini.' Begitu kira-kira isinya.

Apa yang telah dimulai Arnoldus Janssen itu adalah muara dari 'formasi iman yang dialaminya sungguh dalam keluarganya sendiri, ayahnya Gerard Janssen dan Ibunya Katarina Wellesen, serta  sepuluh adiknya. 

Itulah keluarga yang bersandar pada iman yang kokoh akan Tritunggal Mahakudus, devosi pada Hati Mahakudus Yesus, Hormat pada Kuasa Allah Roh Kudus. 

Dan lagi,  ayah Gerard Janssen itu punya ayat Kitab Suci favorit, yang selalu diucapkan, "In principio erat Verbum; Verbum erat apud Deum; et Verbum Deus est" (Yohanes 1:1). Semuanya pada awal mulanya adalah FIRMAN, Sabda itu. 

Bahkan formator di Novisiat pernah berkisah bahwa saat seekor lembu tampak sakit, ayat 'Pada awal adalah Firman..' itu diucapkan.' Entahlah!

Bekal iman yang kokoh dari keluarga itulah yang menuntun Arnoldus Janssen untuk masuk dalam Pengalaman akan Allah.  Allah, Penyelenggaraan dan KehendakNya itulah yang mesti dicari dan diutamakan.

 Arnoldus Janssen diyakini mudah temukan 'isyarat-isyarat Allah melalui doa-doa dan terutama melalui kehidupan asketisnya yang dalam dan penuh kedisiplinan.'

Tetapi, cinta akan karya misi pun lahir pula dari sekian banyak informasi tentang wilayah-wilayah misi yang jauh.  

Bagaimana pun Jalan menuju pengenalan akan kehendak dan penyelenggaraan  Allah itu digapai melalui pergumulan yang tak mudah. Arnoldus tak bebas segala tantangan,  pun dari kritik tajam  terhadap wataknya yang dinilai kelewat keras.

 Oh iya, di saat-saat awal hidup bersama itu, ada Bill, Richard dan Anzer yang jadi pengeritik tajam akan Arnoldus Janssen. Dan konflik pun sering jadi tak terhindarkan. Imbasnya, Bill dan Richard tercedok dari Rumah Misi.

Mari lanjut ke kiprah SVD selanjutnya. Rumah Misi Steyl sudah dimulai. Tercatat di hari 8 September 1875 itu ada dua anggota Rumah Misi. Seiring jalannya waktu jumlah anggota semakin bertambah. Dan kisah perutusan pun dimulai.

Dan Johanes Baptista Anzer dan Josef Freinademetz  diutus jadi misionaris sulung SVD ke tanah Asia - Cina (1882). Perutusan perdana ke teritori Amerika Latin itu ke negara Argentina (1889), ke wilayah Afrika - Togo (1892), ke benua Australia (1900).

 Dan untuk Indonesia, SVD hadir resmi pada 13 Januari tahun 1913 dengan datangnya Pater Piet Noyen, SVD dari Misi China, dan di waktu berikutnya hadir P. Arnold Vestraelen, SVD dari Misi Togo - Afrika, dan P. Frans de Lange, SVD dari Misi Amerika Serikat. Semuanya awali kehadiran SVD mula-mula di Lahurus - Timor, dan kemudian berpindah ke Ndona - Ende pada tahun 1915.

Kini, iya di tahun 2025, tepat pada Senin 8 September ini, SVD rayakan puncak Jubileum 150 Tahun kehadirannya. Berawal dari Steyl, daerah Tegelen di Belanda, kini SVD telah hadir di sekitar 85 negara. Terbilang sebagai salah satu serikat misi terbesar dalam Gereja Katolik.

Data Catalogus SVD 2025 paparkan: jumlah anggota SVD sejagat kini mencapai 5641. Terdapat 46 uskup, imam 4039, bruder 505, novis 173, dan frater calon imam sejumlah 858. 

Dan dari jumlah keseluruhan itu terdapat 1575 anggota SVD yang berasal dari Indonesia. Di antaranya seorang uskup (Mgr Paul Budi Kleden, SVD, Uskup Agung Ende), 968 imam,  164 bruder, 370 frater dan 72 novis. Sekian banyak telah jadi duta-duta Sabda di berbagai belahan dunia.

Dan adalah Mgr Gabriel Manek, SVD dan P. Karel Kale Bale SVD, yang tercatat sebagai Imam SVD Indonesia perdana. Berdua  ditahbiskan di Nita - Maumere, pada 28 Januari 1941. 

Sedikit catatan menyerempet: P. Karel Kale Bale, SVD itu 'anak polisi.' Wah, hebat juga ya anak kolong. Kini, bersama Mgr Gabriel Manek keduanya telah berbahagia di surga abadi. 

Jika ditafsir bebas saja, sepertinya mereka berdua, yang berdarah Sabu-Maumere, dan China-Timor 'sudah bersepakat untuk menjaga Pulau Flores di wilayah barat dan di wilayah timur' di akhir ziarah hidup mereka.  

Pater Karel itu dimakamkan di Novisiat SVD Kuwu-Ruteng dan Mgr Gabriel Manek disemayamkan di Lebao - Larantuka, Flores Timur. Di kompleks Biara Induk Tarekat Suster Putri Renya Rosari (PRR) yang didirikannya.

Mari kembali ke gema Jubileum SVD 150 Tahun. Jenderalat SVD di Roma keluarkan satu Buku Kenangan, dengan tampilan luks, setebal 416 halaman, dengan berat hampir sekitar 2 Kg,  punya judul, "Treasures of the Past and Experiences of the Present," - In commemoration of the 150th Anniversary of the Society of the Divine Word (1875 - 2025). Juga ada dalam edisi berbahasa Spanyol.

Buku kenangan itu berkisah tentang SVD dalam telaah historis, sumbangsinya bagi misi, spritualitas dan formasi, aspek kerasulannya, pengalaman dan peristiwa yang bernilai serta sejumlah misionaris inspiratif.

Dan ada sejumlah konfrater Indonesia merefleksikan dan menulisnya dengan luar biasa: P. Leo Kleden, SVD, P. Petrus Dori, SVD, P. Paul Rahmat, SVD, dan P. Lukas Jua, SVD yang merenungkan sosok P. Herman Embuiru, SVD (Rekor Pertam Unwira Kupang) sebagai sosok Pemimpin yang berani dan visioner.

Sejak dicanangkan Perayaan Jubileum 150 tahun SVD, 8 September 2024, sekian banyak kegiatan digencarkan di berbagai Provinsi, Regio, Distrik serta Komunitas-Komunitas di mana SVD hadir dan berkarya.

Tentu, keempat Provinsi SVD di Indonesia, Ende -  Jawa - Ruteng - dan Timor tak lewatkan begitu saja momentum penuh rahmat Jubileum ini. 

Ambil contoh sederhana semisal Komisi Komunikasi SVD Ende lewat interview di BoX Cafe-nya yang telah hadirkan para pembicara hebat yang inspiratif seputar sejarah, arus misi global SVD, spiritualitas, dan masa depan SVD. 

Di Provinsi SVD Ruteng, kegiatan Tahun Jubileum digencarkan penuh semarak di Tambolaka (Sumba - Keuskupan Weetabula), di Labuan Bajo dan Ruteng. Diyakini hal sama pun terjadi dalam wilayah Provinsi SVD Jawa (Surabaya) dan SVD Timor (Nenuk - Atambua). Iya, semua kegiatan yang libatkan umat, rekan kerja awam dan para sahabat Soverdia.

Di jelang dan pada perayaan puncak Jubileum 150 tahun ini, tetap ditatap sebagai satu momentum rahmat Allah yang menyata. SVD telah berkiprah 'maklumkan Sabda ke pulau-pulau yang jauh.' 

Khusus di wilayah Indonesia, sejak kehadiran Pater Piet Noyen, SVD dan kawan-kawannya hingga hari ini, telah sekian banyak jejak-jejak misioner yang terpatri. Yang telah mengubah 'wajah dan hati manusia.' 

Uskup Paul Budi Kleden, SVD melalui Surat Gembalanya dalam Rangka Perayaan 150 Tahun SVD merilis atensi misioner para misionaris SVD di variasi karya di bidang pendidikan, penerbitan, percetakan, bengkel, perkebunan, transportasi, kesehatan dan juga pendidikan khusus bagi calon-calon imam. 

Serta tentunya pelayanan pastoral di paroki-paroki, demi lanjutkan gema "Semoga Hati Yesus hidup dalam hati semua orang."

Dan bagi anggota Serikat Sabda Allah, Jubileum 150 tahun ini tentu juga menjadi momentum refleksi identitas religius dan jatidiri misioner Serikat.

Jejak-jejak religius-misioner telah ditoreh dan terpatri oleh barisan SVD yang telah 'kembali ke pelukan Sabda Kekal.' 

Dan kini, di Tahun ke 150 ini, barisan SVD sejagat sejumlah 5641, dan di antaranya 1575 anggotanya berasal dari Indonesia masih tetap berziarah mengukir jejak-jejak langkah religius misioner selanjutnya. Bersama rekan-rekan awam, umat, para sahabat dan kenalan yang berkehendak baik.

Bagaimana pun, satu pokok perenungan sepantasnya dicermati dalam batin personal dan perenungan bersama: Apakah jejak-jejak itu adalah jejak yang mengarah (kembali) kepada semangat dasar-awal Tarekat? 

Karakter religius-misioner Serikat? Matra-matra khas Serikat? Penghayatan dan cara hidup Tarekat? Atau kah semakin ada dalam ancaman memudar dan surutnya? 

Dan lagi, apakah SVD masih miliki masa depan dengan bakal hadirnya generasi berikutnya, yang lanjutkan tapak-tapak dan bekaskan jejak-jejak misioner?

Oh iya, sekelompok anak muda di satu tempat tertentu tetap banggakan 'orang-orang SVD' yang hidup dalam suasana kasih persaudaraan dan miliki kesaksian hidup yang pantas. Dan bagi anak-anak muda ini, hal itulah yang menjadi daya tarik kuat buat mereka untuk menjadi 'anggota SVD.'

Akhirnya, momentum Jubileum 150 SVD (Serikat Sabda Allah) adalah saat berahmat untuk meniti kembali jejak-jejak dari marwah Nama Tarekat dan Panggilan dan Perutusannya:

"Sebagai anggota-anggota Serikat Sabda Allah, kita memandang sebagai tugas kita ialah memaklumkan Sabda Allah kepada semua manusia, membentuk jemaat-jemaat baru untuk bersatu dengan Umat Allah, mendorong perkembangan mereka serta memajukan persekutuan baik di antara mereka sendiri maupun dengan seluruh Gereja" (Konstitusi SVD art 102).

Verbo Dei Amorem Spiranti

Ad multos Annos: Serikat Sabda Allah...***

RELATED NEWS