Jumlah Siswa Kian Merosot, Forum Komunikasi Kepala SMA/MA Swasta se-Kabupaten Ende Bersinergi Cari Solusi

redaksi - Senin, 13 September 2021 10:38
Jumlah Siswa Kian Merosot, Forum Komunikasi Kepala SMA/MA Swasta se-Kabupaten Ende Bersinergi Cari SolusiKetua Forum Komunikasi Kepala Sekolah SMA/MA Swasta se-Kabupaten Ende, Pater Stef Sabon Aran, SVD (tengah) bersama para Kepala Sekolah SMA/MA Swasta se Kabupaten Ende (sumber: Bob Sina)

ENDE ( Floresku.com) – SMA/MA Swasta di Kabupaten Ende berada pada situasi krisis. Sekolah-sekolah tersebut dihadapkan pada pilihan sulit, hidup atau mati karena jumlah calon siswa dan jumlah siswa atau peserta didik yang terus merosot dalam beberapa tahun terakhir.  

Merespon fenomena tersebut dan sebagai sebuah upaya untuk membangkitkan kembali sekolah – sekolah swasta di Kabupaten Ende,  Forum Komukasi  Kepala Sekolah Swata (FKKS) di Kabupaten Ende bersinergi dan mengadakan rapat evaluasi bersama di Aula SMA Alsiora, Jumat, 10 September 2021.

Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Kepala SMA Swasta Asiora, Rofinus Meja, S.Ag.  dan dihadiri 12  Kepala Sekolah SMA/MA Swasta se-Kabupaten Ende. 

Kepada media Floresku.com, Rofinus Meja mengatakan,  mencermati jumlah penerimaan siswa baru, dan jumlah peserta didik tiga tahun terakhir  di  SMA/MA Swasta di Kabupaten Ende yang terus menurun maka  sudah saatnya para Kepala SMA/MA Swasta di Kabupaten Ende  untuk duduk dan berbicara bersama untuk merumuskan rekomendasi yang ditujukan kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi NTT, Kantor Kementerian Agama provinsi NTT, Dewan Perwakilan Rakyar Daerah NTT, dan Yayasan – yayasan yang mengelola pendidikan SMA/MA di Kabupaten Ende.

Ketua FKKS Kabupaten Ende, Pater Stefanus Sabon Aran, SVD, M.Pd.  merasa sangat atas kondisi sulit yang dihadapi oleh SMA/MA Swasta di Kabupatden Ende belakangan ini.

'Sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan sulit yakni  hidup atau mati. Kalau jumlah peserta didik terus merosot, bukan tidak mungkin kita akan kolaps karena kehabisan siswa," ujarnya.

Menurut Pater Stef,  untuk mengatasi masalah tersebut,  sekolah – sekolah swasta tidak cukup didiagnosa dan dianalisa melalui  forum seminar atau diskusi, lalu melakukan terapi tambal sulam.  Tetapi yang paling mendesak diupayakan sekarang adalah menyusun sebuah program strategis dan menyeluruh agar hasilnya nyata dan berdampak positf bagi sekolah-sekolah swasta.

“Misalnya, kita perlu merancang  kembali model sekolahnya seperti apa, keunggulan bidang akademiknya apa, bidang ekstrakurikulernay apa,  dan aspek lain yang relevan dengan sumber daya sekolah, di samping  aksi bersama melalui FFKS ini,” ujarnya.

Pater Stef  menambahkan, ada dua  faktor utama dan paling urgen  untuk dievaluasi sekarang ini yaitu  faktor internal dan  faktor eksternal sekolah. 

Untuk faktor eksternal, katanya, FKKS  dapat segera memberikan rekomendasi dan mendesak pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT, serta Kemenag NTT untuk menghentikan pembukaan  unit sekolah  baru  baik SMA/MA/SMAK dan SMK. 

Sedangkan faktor internal, katanya lagi,  Yayasan dan sekolah itu sendiri harus melakukan inovasi-inovasi.    

“Yayasan selaku  pengelola sekolah  dan  unit  SMA/MA Swasta se-Kabupaten Ende perlu berinovasi dan melakukan upaya perumusan kembali visi, misi dan strategi pembelajaran agar tetap relevan dalam arus perubahan zaman. Artinya, sekolah-sekolah swasta perlu lebih proaktif dan jeli menangkap berbagai peluang baru di era kemajuan teknologi digital sekarang ini,” pungkasnya. ( BOB SINA)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS