Kamis, 25 Maret 2021: "Quòmodo fiet istud..?"

redaksi - Rabu, 24 Maret 2021 21:16
Kamis, 25 Maret 2021: "Quòmodo fiet  istud..?"P Kons Beo SVD (sumber: 2021/03/1616595697273.jpeg)

Oleh: P. Kons Beo, SVD
(HR Kabar Sukacita)

Bacaan I Yesaya 7:10-14; 8:10b
Mazmur 40:7-8a.8b-9.10.11.
Bacaan II Ibrani 10:4-10
Injil Lukas 1:26-38

Bagaimana hal itu mungkin terjadi...?  (Luk 1:34)

BIARKAN hidup dan hati kita dijejali banyak pertanyaan. Di situ, masih banyak ruang kosong, yang segera terisi oleh banyak (kemungkinan) jawabannya. Pertanyaan sebenarnya adalah gambaran dari kepala yang terbuka, dan hati nan lapang. Bahwa dalam diri kita tetap punya tempat bagi aneka jawaban yang bakal datang.

DALAM tanya, ada kesabaran dalam menanti jawabnya. Ada harapan untuk menanti yang menggetarkan. Dalam tanya ada pula kerendahan hati. Bahwa kita bukanlah kepastian dan segala ukuran dalam hidup yang mahakaya ini. Karena dalam tanya kita mempersilahkan siapapun untuk ungkapkan seperti apa hidup yang ia alami.

DANAH ZOHAR punya keyakinan bahwa hidup yang kaya itu ditandai dengan adanya banyak pertanyaan mendasar. Baginya, itulah salah satu ciri cerdas rohani. Praktisnya, 'gantilah sekian banyak pernyataan dengan pertanyaan, maka hidup akan semakin luas dan kaya.' Untuk semakin bersahabat dengan alam dan sesama. Bahkan bisa menukik untuk selami rahasia Tuhan yang terjadi dalam kisah hidup pribadi.

SATU jawaban yang mahadalam dan penuh arti diperoleh Bunda Maria. Misteri itu tersingkap oleh satu pertanyaan sederhana, polos, manusiawi, serta dalam penuh makna: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?"
Hidup Sang Bunda lalu menjadi kaya dan berarti.  Perlahan-lahan  sang Bunda belajar untuk memahami dan pasrahkan diri dalam seluruh kisah hidupnya. Bunda Maria telah mengawali semuanya dengan satu pertanyaan kunci. Lalu bagi kita?

BERTANYALAH kepada kepada alam, sekalipun cuma kepada rumput yang bergoyang, atau pun kepada karang laut yang selalu dalam diam tegar membisu. Bertanyalah kepada kepada ayah dan ibumu, dan mereka akan mengisahkannya. Bertanyalah kepada sesama, dan ia akan datang kepada kita sebagai subyek dengan segala life history-nya (kisah hidup). Di dalam segala suka dan duka yang telah diziarahinya. Bukankah dengan memahami semakin bertumbuhlah sikap penuh Kasih dan persahabatan?

TETAPI repotnya, jika tanpa tanya, kita sudah pastikan segala yang (buruk) kita kehendaki mengenai sesama. Di situ, kita tak cuma penjarakan sesama dengan pikiran dan segudang pernyataan tentangnya. Tetapi bahwa kita pun mengurung kepala dan hati kita sendiri yang, sejatinya, mesti lebih terbuka untuk memahami. Agar tak tetap aus dan miskin dalam isi dan cara melihat, menilai dan memutuskan.

ADALAH Peristiwa Gembira dalam hidup bersama Bunda Maria, saat kita sungguh bersahabat dan  bersahaja dalam bertanya: Bagaimana hal itu mungkin terjadi? Apa apa denganmu? Harus kah hidupku terus begini? Mengapa terjadi pada diriku? Mengapa di tanahku terjadi bencana? 
Dalam litania tanya itu, kita tetap terbuka dalam sekian banyak jawabnya. Iya, selalu ada kerinduan penuh harapan akan jawaban. Dalam TUHAN dan penyelenggaraanNya yang agung.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Bunda Maria, doakan kami.
Tuhan memberkati.
Amin

RELATED NEWS