Kartini, Apa Hebatnya? (Maaf, Ini Hanya Untuk Yang Mau Berpikir. Yang Emosional Lewat Saja)

redaksi - Rabu, 21 April 2021 17:44
Kartini, Apa Hebatnya? (Maaf, Ini Hanya Untuk Yang Mau Berpikir. Yang Emosional Lewat Saja)RA Kartini (Gambar:akupaham.com) (sumber: null)

Oleh: Even Edomeko*

Pahlawan perempuan Indonesia ada banyak. Ada MARTHA CHRISTINA TIAHAHU (Ambon), ada CUT NYAK DIEN & CUT MEUTIA (Aceh), ada ANDI DEPU (Polewali Mandar), ada MARIA WALANDA MARAMIS (Minahasa), ada NYI AGENG SERANG (Banten), ada DEWI SARTIKA, RASUNA SAID (Betawi), dan lain-lain. Tapi kenapa hanya R.A. KARTINI yang diperingati istimewa? Apa hebatnya dia?

Katanya, karena Kartini memperjuangkan EMANSIPASI WANITA. TAPI, bukankah aksi heroik CUT NYAK DIEN, CHRISTINA TIAHAHU dkk yang berjuang memimpin perang itu justru EXTRA ORDINARY dalam emansipasi?

Oh, para kaum ibu yang memimpin perang itu 'kan MEMBUNUH SESAMA walaupun musuh. Tapi R.A. KARTINI justru berjuang di bidang pendidikan. Dia mendirikan sekolah khusus untuk kaum putri.

TAPI..., bukankah M.W. MARAMIS di Minahasa juga bikin yang sama seperti itu? RASUNA SAID di Jakarta juga bikin hal serupa. Begitu juga RADEN DEWI SARTIKA.

Lalu... di mana letak hebatnya R.A. Kartini???

PEMIKIR & PENULIS

Kawan, Kartini ini gadis dari keluarga bangsawan, sehingga bisa bersekolah di sekolah Belanda bersama anak2 Londo. Dia cerdas, dan  pada usia 12 tahun dia mahir berbicara Bahasa Belanda. Juga bisa membaca dan menulis dalam bahasa asing tersebut.

Di usia 12 tahun itu dia harus STOP bersekolah karena DIPINGIT (dikarantina di rumah uuntuk persiapan memasuki hidup pernikahan). Pada usia 20 dia dinikahkan sebagai istri KEEMPAT dari seorang Bupati.

Selama 8 tahun dalam pingitan itulah, Kartini jadi KUTU BUKU yang melahap aneka buku, majalah, surat kabar, baik terbitan Belanda maupun lokal seperti  ‘De Locomotief’ dan mengembangkan diri secara otodidak sebagai seorang PEMIKIR & PENULIS.

Pikiran-pikirannya merefleksikan tentang keterbelakangan kaum perempuan krn kekangan ADAT & BUDAYA, dan dia merumuskan pentingnya pendidikan sebagai SOLUSI.

REFLEKSI KRITIS-nya itu dia TULIS dalam bentuk ARTIKEL² & SURAT². Artikel-artikelya dimuat di majalah-majalah di Belanda.

Setelah nikah, dia minta suaminya yang Bupati itu untuk dukung dia mendirikan sekolah khusus bagi kaum perempuan, dan muridnya dari semua golongan. Bukan hanya dari keluarga bangsawan.

Pada usia 25 tahun, dia meninggal. Lalu semua tulisannya dikumpulkan dan diterbitkan oleh Mr. J.H. Abendanon dengan judul "DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Usaha sekolahnya itu lalu dikembangkan oleh Mr. Deverteen menjadi Yayasan Kartini, yang membuka SEKOLAH KARTINI di banyak kota di Jawa.

Atas jasa2nya yang unik itulah, Presiden SOEKARNO --yang juga adalah seorang PEMIKIR & PENULIS-- mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk kita rayakan.

Jadi, ada pahlawan perempuan yang berjuang dengan PEDANG & TOMBAK. Tapi pedang Kartini adalah pikirannya, dan tombak dia adalah bolpoin.

Dia PEMIKIR, PENULIS,  danpelaksana dari idenya sendiri. Itu hebatnya Raden Ajeng Kartini.*

Nelle, 21 April 2021

*Even Edomeko adalah Camat Nelle.

RELATED NEWS