Kelor Celup "Roe Oting", Ole-Ole dari Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung

redaksi - Jumat, 01 Oktober 2021 19:47
Kelor Celup "Roe Oting", Ole-Ole dari Taman Wisata Alam 17 Pulau RiungNg Bastian, pemilik Kelor Celup Roe Oting (sumber: Heru)

RIUNG (Floresku.com) -Pandemi Covid 19 ternyata membawa dampak serius terhadap aneka bidang. Banyak usaha yang terpaksa berhenti sementara, bahkan ada yang terpaksa ditutup. Itulah situasi yang dialami oleh Ng Sebastian yang akrab disapa Basty,  profesional di bidang pariwisata yang sejak tahun 1987 bermarkas di Makassar.

 Kini ia  aktif masih di dunia pariwisata Flores, Toraja dan Makassar dalam program Swisscontact dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia juga aktif mengikuti aneka pelatihan di luar negeri.

Oleh karena  sektor pariwisata yang  selama ini diteliti terkena dampak langsung Covid-19, ia  pun pulang kampung dan merintis usaha Kelor Celup dengan brand "Roe Oting".

“Pada bulan Juli 2020 saya kembali ke Riung- Ngada - Flores dan serius belajar serta meneliti mengenai seluk beluk Kelor dari berbagai sumber. Pada akhir Oktober  hingga Desember 2020 kami mulai menanam kelor di atas lahan seluas 25 hektare, namun saat ini baru 10 persen yang ditanam," jelasnya.

Usaha ini dipayungi oleh Lembaga Yosta Agro Mulia atau yang dikenal Yosta Farm. Melalui wadah ini sejak Desember 2020, ia mulai melakukan berbagai eksperimen untuk menghasilkan produk akhir kelor. 

Pada Juni 2021 Yosta Farm mulai memproduksi Kelor Celup dan mulai membuat sampel produk. Sekitar 700 kantong Kelor Celup. Produk sample  kemudian disebar di Ende, Bajawa, Makassar dan Medan.

“Melalui kuisioner kamu mendapatkan umpan balik tentang warna, aroma dan rasa Kelor Celup. Berdasarkan uji coba dan umpan bali tersebut kami berkeputusan untuk memproduksi Kelor Celup dalam jumlah yang lebih banyak,” jelasnya lagi.

Proses pembuatan Kelor Celup Roe Oting dikerjakan sendiri dengan melibatkan keluarga. Pelatihan pengantongan, saya sendiri yang lakukan. Penciptaan branding Roe Oting dilakukan  setelah mendapat inspirasi dari aktivitas di  Kampung Oting, Desa Tadho dan lokasi kebun di Mukurombang yang mana berhadapan langsung dengan kawasan wisata alam Taman Laut 17 Pulau, Riung.

Basty menuturkan, saat ini kapasitas produksi memang belum sangat besar. “Dengan  tiga tenaga kerja, kami bisa memproduksi 17 dus kelor celup per hari dengan isi 30 kantong per dus. Untuk Oktober hingga November sebanyak 1000 dos. Ke depan kami akan meningkatkan jumlah  produksi seiring dengan permintaan yang semakin banyak baik dalam negeri maupun internasional,” ujarnya.

Harapan kami,  Basty menambahkan, “Roe Oting dapat menjadi ole-ole Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung.” “Setelah menikmati keindahan alam, pengnjung  pulang membawa Kelor Celup Roe Oting sebagai ole-ole untuk keluarga. Harga satu dus Kelor Celup isi 30 kantor, Rp 25.000,” begitu tulis Basty dengan nada promosi, melalui  WhatApp. (Heru) ***

Editor: Redaksi

RELATED NEWS