KemenKopUKM Akan Bangun Rumah Produksi Bersama di Labuan Bajo
redaksi - Jumat, 01 Maret 2024 10:58JAKARTA (Floresku.com) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, KemenKopUKM akan membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) di Labuan Bajo, Manggarai Barat untuk memproduksi bambu laminasi sebagai bahan pengganti kayu.
MenKopUKM Teten Masduki menyampaikan hal itu dalam sambutan pada acara Annual General Meeting ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia), Tangerang, Selasa (27/2) lalu.
Menurut Menteri Teten, pembangunan RPB Labuan Bajo adalah wujud dukungan yang diberikan KemenKopUKM untuk mendukung wirausaha berkelanjutan di sektor furnitur dan kerajinan.
Menteri Teten mengatakan bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat dan Provinsi Nusa Tenggara TimurT, KemenKopUKM akan membudidayakan bambu di lahan seluas 100 ribu hektare.
- KemenKopUKM Terus Perkuat Sinergi Lintas Sektor dan Dorong Sertifikasi Usaha Mikro
- MenKopUKM Teten Masduki: 'Inacraft 2024' Jalan bagi Indonesia Jadi Pemain Utama Eksportir Handicraft Dunia
"Bersama Pemda kita akan kembangkan menjadi sekitar 100 ribu hektare lahan (untuk budidaya bambu). Ini potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan memproduksi timber untuk furnitur," kata Menteri Teten.
Meski potensi ekonomi dari produk furnitur dan kerajinan ramah lingkungan sangat tinggi, namun ternyata masih ada berbagai kendala yang menghadang. Permasalahan jaminan ketersediaan bahan baku dan biaya logistik yang tinggi menjadi permasalahan yang harus dituntaskan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, MenKopUKM mengajak seluruh pemangku kepentingan berupaya mencari solusi bersama demi kelangsungan dan pertumbuhan sektor ini.
Menurut Menter Teten, hasil riset KemenKopUKM dan UNDP tahun 2021 menunjukan bahwa sebanyak 84 persen pelaku usaha (termasuk di sektor UMKM) tertarik pada bisnis ramah lingkungan.
Sebanyak 58 persen pelaku usaha memulai bisnis untuk memperbaiki lingkungan dan 56 persen memproduksi pakaian ramah lingkungan, produk rendah karbon, dan sistem pengurangan limbah.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung industri perabot (furnitur) dan kerajinan agar dapat berkembang secara berkelanjutan. Kami percaya bahwa kerja sama antara pemerintah, industri, dan lembaga terkait akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik," katanya.
MenKopUKM menjelaskan, kinerja UMKM di sektor furnitur pada 2021 - 2023 mencapai 2,8 miliar dolar AS dengan jumlah serapan tenaga kerja langsung sebanyak 805 ribu. Namun untuk kinerja sektor kerajinan tangan masih belum mampu mengungguli kinerja subsektor kuliner atau fesyen. (SP/San). ***