Kepala Bidang Pengembangan dan Potensi Desa NTT, Ahmad Buhari: "Sudah Saatnya Masyarakat Meninggalkan Energi Tak Terbarukan"

redaksi - Jumat, 06 Agustus 2021 08:41
Kepala Bidang Pengembangan dan Potensi Desa NTT, Ahmad Buhari: "Sudah Saatnya Masyarakat Meninggalkan Energi Tak Terbarukan"Kegiatan Pelatihan Pemasangan Sarana Energi Alternatif Biogas di Desa Dafala Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu (sumber: Dinas PMD Prov. NTT)

KUPANG (Floresku.com) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT Viktor Manek, melalui Kepala Bidang Pengembangan dan Potensi Desa Ahmad Buhari, mengatakan bahwa belum lama ini, Dinas PMD Provinsi NTT telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemasangan Sarana Energi Alternatif Biogas di Desa Dafala Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Ahmad yang ditemui di Ruang Kerjanya mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas PMD Provinsi NTT pada hari Kamis,  05 Agustus 2021.

"Ya, Pak Kadis yang langsung membuka kegiatan pelatihan ini," ujar Ahmad.

Kegiatan Pelatihan Pemasangan Sarana Energi Alternatif Biogas di Desa Dafala Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu (Sumber:Dinas PMD Prov. NTT)

Kegiatan ini, lanjut Ahmad bermaksud untuk meningkatkan penyebarluasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola potensi alam, dalam hal ini adalah limbah ternak untuk dijadikan sumber energi alternatif yang dapat digunakan secara massal dan berkesinambungan.
Selain itu, masih menurut Ahmad, dengan adanya pelatihan ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi tak terbarukan, misalnya minyak tanah.
"Sudah saatnya masyarakat meninggalkan energi tak terbarukan," ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Ahmad juga menjelaskan  kriteria lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk proses pembuatan Energi Alternatif Biogas ini.
"Ada 4 kriteria, yakni tempat ini harus memiliki ternak sapi minimal 2 ekor yang dikandangkan, memiliki ketersediaan pakan ternak, memiliki sumber daya air yang baik dan yang terakhir adalah belum pernah menerima bantuan sarana biogas," ujarnya.

Masih menurutnya, untuk sasaran penerima pelatihan  untuk tahun ini hanya sebanyak 10 kepala keluarga, hal ini disebabkan karena terbatasnya anggaran yang dialokasikan. (SP/MAR)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS