KOLOM REMAJA: Pergulatan Bathin Saat Awal Masuk Seminari
redaksi - Selasa, 21 Maret 2023 13:42Oleh: Ernest De Joseph
Awal masuk Seminari itu pengalaman berat bagiku. Aku harus hidup jauh dari keluarga. Aku ingin kembali ke rumah. Namun, banyak hal menguatkanku. Seminari punya daya tarik tersendiri bagiku.
Namaku Ernes de Joseph. Biasa disapa Ernes. Aku adalah siswa SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko kelas tujuh B (7B).
Aku bisa dibilang anak yang periang dan suka membuat orang tertawa. Tetapi itu semua hilang saat hari pertamaku masuk Seminari.
Aku pertama kali masuk Seminari pada 22 Juli 2022. Aku sangat sedih saat itu karena harus meninggalkan rumah dan keluarga.
Pada hari pertama masuk Seminari, malamnya aku langsung minta bantuan Rm. Dino, sebagai prefek SMP untuk menelpon orang tuaku. Malam itu aku berencana menarik diri dari Seminari.
Usai menelpon orang tua, aku langsung menghapus air mataku lalu mengembalikan handphone kepada Rm. Dino.
Lonceng berbunyi. Semua seminaris masuk ke kapela untuk doa malam. Saat doa aku bertanya kepada diriku sendiri, “Mengapa aku ingin keluar dari seminari ini?”
Pertanyaan itu langsung kujawab sendiri. “Jika aku keluar, orang tuaku kecewa atau tidak ya?” Seketika itu, semua pertanyaan menghujani diriku sehingga membuatku bingung.
Keesokan harinya saat rapat komite, tantaku datang sebagai wali untukku. Aku menceritakan semua kejadian malam pertama aku di Seminari.
Mendengar itu tanta memberi saran, jika sampai libur Natal 2022 aku tetap tidak merasa nyaman, maka tanta mengizinkan aku untuk keluar.
Aku sangat senang karena diizinkan mengundurkan diri jika tak nyaman. Tapi di malam harinya, setelah rapat komite dan tantaku juga sudah pulang, aku teringat akan ide yang diusulkan tantaku tadi.
Aku pun berbicara pada diriku sendiri “Apakah sebaiknya aku tak tarik diri?”
Setelah berpikir agak lama, aku lalu memutuskan untuk tidak menarik diri dari Seminari. Sebaliknya, aku pun berusaha fokus pada kegiatan-kegiatan di Seminari.
Setelah aku benar-benar fokus, aku merasa nyaman sekali. Aku pun berkata pada diriku sendiri, “Mungkin aku tak salah ambil keputusan.” Selanjtunya, aku pun menjalani semua aktivitas dengan tenang.
Orang tua dan keluargaku juga bangga karena aku memutuskan untuk bertahan di Seminari.
Aku masih ingat perkataan yang diucapkan keluargaku kepadaku, “Jangan terlalu sering ingat rumah.” Pernyataan itu yang membuat aku memilih untuk tetap bersekolah di Seminari ini.
Aku memutuskan untuk melanjutkan studiku di lembaga ini karena dapat berteman dengan banyak orang dari berbagai daerah.
Aku juga mendapatkan pengetahuan baru, misalnya Kitab Suci. Di sini, aku juga belajar untuk secara berdisiplin dan lebih mandiri. ***
*Ernest de Joseph adalah siswa kelas VII SMPS Seminari St Yohanes Berkhmans Todabelu, Mataloko, Flores.