Komunitas Kampus Santa Ursula Gandeng Komunitas Lain Gelar Aksi Pungut Sampah
redaksi - Minggu, 16 Mei 2021 19:22ENDE (Floresku.com) - Untuk mewujudkan cinta terhadap lingkungan hidup, Komunitas Kampus Santa Ursula Ende dibawah naungan Yayasan Nusa Taruni Bhakti menggalang aksi pungut sampah di pantai Kota Raja, Ende.
Dalam aksi tersebut, Komunitas Santa Ursula menjaring kepedulian bersama Komunitas Anak Cinta Lingkungan (Acil) Ende dan Tim Polres Ende, secara kolektif aktifkan perhatian terhadap lingkungan.
Hal ini disampaikan Ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti, Suster Lidwina Suharti, OSU, di pesisir pantai Kota Raja, Kabupaten Ende, pada Minggu, (16/5) pagi.
Suster Lidwina mengutarakan, aksi pungut sampah merupakan teladan nyata yang patut dijalankan para murid disetiap jenjang baik SD, SMP hingga mahasiswa STPM Santa Ursula.
“Teladan nyata yang kita aksikan hari ini, sungguh selaras dengan pekan 'Laudato Si'. Karena Laudato Si, merupakan ensiklik kedua Paus Fransiskus, yang memberi pesan tentang kepedulian manusia memelihara alam ciptaan sebagai rumah umat manusia,” katanya.
Suster, Lidwina menerangkan, Paus Fransiskus, lewat ensiklik Laudato Si, mengajak kita semua untuk bersama - sama memberi perhatian sungguh pada jeritan bumi dan orang miskin.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlunya pendekatan komprehensif yang mengintergrasikan lingkungan secara utuh sebagai landasan hidup sosial, ekonomi, budaya hingga praktek dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, menurutnya, Yayasan Nusa Taruni Bhakti terus menerus menularkan semangat mencintai alam dalam karyanya melalui lembaga pendidikan yang peduli terhadap lingkungan alam.
“Selain itu, memelihara alam tidak saja membersihkan sampah, melainkan juga menanam pohon dan aneka jenis tanaman lainnya. Sehingga, keutuhan alam benar terjaga dan terlestari,” kata Suster Lidwina.
Kondisi Bumi Sedang Sakit
Selain itu, Suster Lidwina mengatakan, dalam pendidikan di Yayasan Nusa Taruni Bhakti, ada tiga hal penting yang harus perhatikan yakni Doa, edukasi dan aksi. Maka itu, memelihara alam tidak hanya lewat doa semata melainkan ada penyadaran dan aksi edukatif.
Dia menuturkan, apabila bumi tidak kita rawat dari sekarang, lantas, bagaimana dengan nasib generasi penerus kita di kemudian hari.
"Ya kalau bumi kita tak rawat, bagaimana dengan nasib anak dan cucu kita kedepan," ujarnya
Menyadari bahwa kondisi bumi saat ini sedang sakit, lanjutnya, maka itu perlu butuh kerja kolektif dari semua pihak untuk terpanggil menjaga, merawat dan melestarikan alam. Kewajiban ini meruapkan bukti cinta kita kepada generasi penerus di masa mendatang.
Soal Sampah "Kesadaran Jadi Problem"
Menurut Suster Lidwina, soal sampah, kesadaran menjadi problem besar dalam mengatasi masalah sampah di kabupaten ende khususnya. Karena, sistem yang diterapkan, belum sepemuhnya dijalankan sampai ke akar rumput.
Oleh karena itu, ia menegaskan, uapaya untuk membangun kesadaran bersama untuk menjawabi cita - cita dunia yakni menjaga, merawat, dan melestarikan alam maka perlu ditingkatkan.
Selain itu, Komunitas Acil sendiri, terus - menerus gencar melakukan literasi ekologi, tidak hanya berjalan di aspek pemanfaatan sampah tetapi juga soal menjaga, merawat dan melestarikan alam bumi.
“Hal yang penting dilakukan adalah membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga, merawat, dan melestarikan keutuhan alam. Sehingga, aksi peduli sampah dapat menjalar hingga ke anak cucu kita masa mendatang, ” imbuhnya. (Rian)