Kondisi Infrastruktur Buruk, Pemkab Matim Terus Berupaya Optimalkan Pelayanan Publik

redaksi - Senin, 10 Mei 2021 15:58
Kondisi Infrastruktur Buruk, Pemkab Matim Terus Berupaya Optimalkan Pelayanan PublikAnggota DPRD Matim Lucius Modo dan Warga Desa Bamo, Kelurahan Tanah Rata Sabtu (8/5) (sumber: null)

BORONG (Floresku.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur (Matim) terus berupaya mencari strategi yang tepat untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan mengoptimalkan pelayanan publik melalui peleimpahan  kewenangan Bupati kepada Camat sebagai   perangkat daerah yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Hal tersebut dijelaskan oleh Bupati Matim, Andreas Agas,  saat menggelar Sosialisasi Pemekaran Kecamatan Lamba Leda Barat, yang diselenggarakan di Paroki Tanggar, Desa Compang Laho Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kamis (06/05).

Pada kesempatan itu, Bupati Andreas Agas menjelaskan zona Lamba Leda Raya akan dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan, terdiri dari Lamba Leda, Lamba Leda Utara, Lamba, Lamba Leda Timur, dan wilayah baru yang akan dimekarkan dari Lamba Leda Selatan yaitu Lamba Leda Barat.

Mendengar aspirasi rakyat

Sementara itu,  anggota DPRD Kabupaten Mangggarai Timur, Lucius Modo, melaksanakan Reses di Dusun Woko Pau, Desa Bamo dan Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Sabtu (8/5).

Lucius menjelaskan, Reses adalah moment legislator mendengar aspirasi dan mengajak masyarakat untuk sama-sama mengawasi jalannya pembangunan.

“Yang baik kita apresiasi, yang belum kita koreksi,” ujar Politisi Demokrat itu kepada Derana.id, Minggu.

Pada Reses Masa Sidang III, anggota DPRD 3 periode itu, mendengar aspirasi dari para petani di Desa Bamo dan orang muda di Kelurahan Tanah Rata.

Komentar Netizen

Niat Pemkab Manggarai Timur mememekar kecamatan mendapat respon yang beragam dari netizen Marggarai Timur sendiri. 

Pemiliki akun facebook, bernama Geovan Joman misalnya menulis status Sabtu (8/5), "Apakah pemekaran kecamatan berpengaruh terhadap kemajuan infrastruktur dan pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Manggarai Timur?

Merespon Joman, Fransisko Savio Darman menulis,  “menurut saya dengan pemekaran ini juga besar harapan kita agar itu dapat menjadi awal dari hal baik yang akan di tuai nanti..terlebih khusus di kemajuan infrastruktur, dan untuk pertumbuhan ekonomi .”

Joe Melson juga merespon katanya, “Tentu sangat pemekaran kecamaran berpengaruh, khususnya untuk kemajuan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi masyrakat Manggarai Timur. Tabee."

Memang, infrastruktur merupakan masalah krusial di Manggarai Timur. Banyak ruas jalan dan jembatan yang kondisinya rusak parah. Akibatnya,  aktvitas ekonomi dan distribusi komoditas yang dihasilkan  warga masyarakat tidak dapat berjalan optimal.

Menyoroti keadaan jalan raya yang rusak parah, pemilik akun facebook bernama Ranga Weru berkeluh kesah. Pada Sabtu, (8/5) pukul 08.31 dia  memembuat postingan dalam bahasa lokal demikian, “Gara gara iset belek jadi camat ,belek jadi kabid, Sekdinas dan belek jadi Kepala dinas. ise ise situ sibuk du jam demokrasi/pilkada,sibuk kawe suara..roeng tanggung derita,, bo ise ga ndeges eta lobo oto dinas agu oto pribadi. nasib-nasib jadi roeng.”  

Secara garis besar pernyataannya diterjemahkan begini, “Ini semua gara-gara mereka ingin jadi pejabat,  tapi tidak bekerja apa-apa. Mereka hanya menunggu untuk mencari suara  saat Pemilu,  tapi tidak peduli dengan derita rakyat. Enak mereka bisa duduk di atas oto pribadi atau dinas…tapi kami harus menderita terus. Ya begitalah nasib jadi rakyat kecil.”

Tampanya banyak netizen memiliki kesan dan perasaan hati senada dengan apa yang dikeluhkan Rangga Weru. Buktinya, status Ranga Weru mendapat 132 respon berupa tanda jempol (setuju),  62 komentar dan 1 kali dibagikan. (MAP).

RELATED NEWS