Kondisi Para Pengungsi Lewotobi di Posko Kantor Desa Konga, Sangat Memprihatinkan
redaksi - Sabtu, 06 Januari 2024 14:21LARANTUKA (Floresku.com) - Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memaksa ribuan warga harus mengungsi dari kampung halamannya, sejak 1 Januari 2024 lalu.
Sebagian pengungusi beruntung mendapat tempat penampugan yang layak, tetapi sebagian lainnya justru berada di tempat penampungan yang sangat memprihatinkan karena tidak mendapat akses air bersih untuk MCK, tidur beralaskan terpal dan tikar, bahkan sering terlambat makan minum.
Salah satu tempat pengungsian yang memprihatinkan itu adalah Posko Pengungsian Desa Konga.
Veronika Gelu Wutun (43), warga Desa Duripali, Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur, ) mengaku sudah tiga hari mengungsi ke posko pengungsian di Desa Konga Kecamatan Titehena.
- Mrk 1:7-11, Bacaan Injil, Sabtu, 06 Januari 2024
- HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 07 Januari 2023: Hari Raya Penampakan Tuhan
- Mzm 147:12-15. 19-20, Mazmur Tanggapan, Sabtu, 06 Januari 2024
Namun, kata dia, kondisi mereka di lokasi pengungsian sangat memperhatikan. Pasalnya, mereka sering terlambat makan terlambat, sehingga sering membuat anaknya sering menangis minta makan dan minum.
"Saya punya anak tadi siang lapar sekali dan menangis minta minum dan makan, mama saya lapar dan haus tapi saya tidak uang untuk beli jajan, uang hanya 50 ribu tapi sudah habis beli jajan untuk saya," katanya, Jumat 5 Januari 2024 malam.
Dikatakannya, untuk makan siang para pengungsi biasanya berlangsung pada pukul 12:00 siang sedangkan untuk makan malam berlangsung jam 13:00 malam.
"Makan siang biasanya jam 5 sore sedangkan makan malam jam 12 kadang sampai jam 1 malam," jelasnya
Akibat sering makan terlambat, para pengungsi ini menangis karena mengeluhkan sakit lambung.
" Saya sampai menangis karena lambung sakit karena setiap hari terlambat makan," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kondisi tersebut, para pengungsi putus asa dan mengancam untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
" Kami sudah putuskan lebih baik kami pulang saja, kembali ke rumah kami," ujarnya
Karena sering makan terlambat, para pengungsi berharap agar pelayanan untuk makan dan minum dipercepat mengingat banyak anak-anak,balita dan lansia yang berada di Posko pengungsian.
Beberapa pengungsi mengeluh lebih baik mati dirumah sendiri dari pada harus mati kelaparan di tenda posko. (Mardat).