KPH dan Yayasan Bambu Lestari Ajukan Berniat Budidaya Bambu di Hutan Wae Laku, Manggarai Timur

redaksi - Sabtu, 24 April 2021 10:17
KPH dan Yayasan Bambu Lestari Ajukan Berniat Budidaya Bambu di Hutan Wae Laku, Manggarai Timur Marselus Ndeu dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Wiwin Windarti dan tim dari Yayasan Bambu Lestari, dan UPT UPK Matim, menemui Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, Kamis (22/4). (Foto: drenada.id) (sumber: null)

BORONG (Floresku.com) - Utusan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Marselus Ndeu bersama tim Yayasan Bambu Lestari,  dan UPT UPK Matim, menemui Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas guna menjelaskan, niat akan melakukan penataan tapal batas kawasan hutan Wae Laku.

Hutan Wae Laku membentang dari kecamatan Ranamese sampai sebagian Borong. Tapal batasnya berada di kawasaan hutan Sawe Sange Kecamatan Elar dan Wue Wolo Mere di Kecamatan Elar Selatan.

“Tujuan dari kegiatan ini agar tidak adanya ruang pemanfaatan yang berbeda dari kepentingan masyarakat,” jelas Marselus sebagaimana dikutip drenada.id, Kamis (22/4).

Sementara itu Wiwin Windarti dari Yayasan Bambu Lestari, menjelaskan bahwa
Budidaya bambu menjadi tujuan dari rencana kegiatan yang akan berpengaruh pada hasil pemanfaatan bagi kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan.

“Kami akan membantu Pemerintah daerah terkait budidaya dan pemanfaatan bambu. Nanti kami akan sharing pengetahuan mulai dari pembibitan, pengawetan, pemanfaatan bambu agar menjadi sumber ekonomi baru. Jadi, fungsi bambu selain untuk konservasi juga  ekonomi,” jelasa Wiwin.

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengolaan Hutan UPT KPH Matim, Doni Nggaro, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan proses identifikasi potensi dan telah menentukan beberapa desa sebagai penerima program ini yakni Goli Loni, Compang Kempo, Sita, Ranambeling, Satar Tesem dan kelurahan Rongga Koe.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas menyambut baik rencana dan inisiatif yang dilakukan oleh UPT KPH Matim.

Pemerintah, kata dia, akan mendukung serta siap berkolaborasi termasuk dengan Yayasan Bambu Lestari.

“Prinsipnya saya menyambut baik rencana-rencana tersebut dan kami siap bekerja sama. Semua tujuan baik pasti akan dibukakan jalan kemudahan,” kata Andreas.

Hutan Wae Laku

Kabupaten Manggarai Timur memiliki kawasan hutan yang cukup luas, dengan potensi hasil hutan yang dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi masyarakat Manggarai Timur. 

Data Statistik Daerah Kabupaten Manggarai Timur, 2018 menunjukkan luas kawasan hutan di Kabupaten Manggarai Timur sebesar 90.020,19 Ha yang terbagi atas 9 (Sembilan) status kawasan. Hutan Taman Wisata merupakan hutan yang memiliki luas terbesar yakni 32.248,60 Ha, diikuti dengan Hutan Lindung sebesar 23.985,29 Ha.

Sedangkan luas kawasan hutan menurut kelompok hutan sebesar 57.771,59 Ha yang terbagi atas 9 (Sembilan) kelompok, dengan kawasan hutan terluas adalah kelompok hutan Pota/Jemali sebesar 16.715,07 Ha, diikuti kelompok hutan Puntu II sebesar 15.567,46 Ha,  dan pada urutan terluas ketiga adalah hutanWae Laku 114 5,705.00 Ha.

Tingkat kerusakan sumber daya lahan dan hutan di Kabupaten Manggarai Timur cukup tinggi. Luas lahan kritis menurut kawasan hutan di Kabupaten Manggarai Timur sebesar 6.509,25 Ha atau 7,23 persen, dengan tingkat kerusakan atau degradasi hutan terbedar terjadi di Wae Rana di Kota Komba  sebesar 380.00 atau 149, 71  persen dari luas hutan 253,81 ha, dan hutan Manus Mbengan di Kota Komba dengan kerusakan hutan seluas 1,224.50 atau 33,2 persen dari total luas hutan  sebesar 3.688,28 Ha.

Kerusakan hutan ini terjadi selain karena faktor alam, juga disebabkan oleh aktivitas manusia, yang mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan sumber daya alam sekitarnya. Data luas lahan kritis atau terdegradasi menurut kawasan hutan dan menurut wilayah kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur.

Budidaya Bambu

Yayasan Bambu Lestari (YBL) adalah organiasi non-profit yang bergerak dalam bidang dan peningkatan kualitas bambu untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dengan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.  

YBL didirikan pada 1993 oleh Linda Garland (Duta Bambu Indonesia) dengan nama Yayasan Bambu Lingkungan Lestari. Bersamaan dengan didirikannya YBL, Program Penanaman Bambu di wilayah Flores diinisiasi di tahun yang sama sebagai bentuk kegiatan recovery paska gempa Flores (1992), pada tahun 1995, bekerja sama dengan Pemda Nusa Tenggara Timur (NTT), YBLL meluncurkan Program Penanaman Sejuta Bambu di Wilayah Flores.

Lingkup kegiatan dari YBLL mencakup pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh penelitian-penelitian tentang bambu dan komponen-komponen pendukungnya, baik dari segi sosial-ekonomi, lingkungan hidup, maupun ilmu pengetahuan penunjang. Sejauh ini, YBLL memiliki program 1000 desa bambu dan sudah mengembangkan sebuah sistem kehutanan bambu dengan nama Sistem Hutan Bambu Lestari (HBL) yang merupakan sistem kehutanan bambu rakyat untuk menopang industri bambu yang berkelanjutan di Indonesia. 

YBL berniat melakukan konservasi hutan Wae Laku di Manggarai Timur dengan mengembangkan kegiatan budidaya bambu yang melibatkan warga masyarakat.

Pada Februari 2021 lalu didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  Yayasan Bambu Lestari  telah melakukan penghijauan di Pulau Flores menggunakan tanaman bambu dengan melibatkan 196 perempuan dalam kegiatannya.

Manager Program YBL Wiwin Windrati,  menyebutkan kegiatan penghijauan pelestarian bambu yang dilakukan selama November-Desember 2020 dipusatkan pada 24 desa di Pulau Flores yakni 5 desa di Kabupaten Manggarai Barat dan 19 desa di Kabupaten Ngada. (TO)

 (TO)

RELATED NEWS