Manggarai Barat, ‘Sepotong Surga’ Yang Tampak di Bumi (1)
Redaksi - Jumat, 12 Februari 2021 11:18Saat ini Labuan Bajo terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitas kepariwisataannya dari segala aspek demi memberikan pengalaman berwisata yang luar biasa kepada wisatawan. Maka tidak heran jika saat ini Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai barat, Flores mulai berdandan menjadisemakin cantik dan semakin memikat hati sobat traveler alias wisatawan untuk segera berkunjung.
Nah dari kota ini, Anda bebas memilih untuk mengayunkan langkah ke lebih dari 20 destinasi yang membuat Anda sepuasnya menikmati pesona alam dan budaya Manggarai Barat.
Loh Liang
Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Loh Liang antara lain pengamatan satwa komodo, rusa, babi hutan, pengamatan burung, pendakian (Loh Liang - Gunung Ara), penjelajahan (Loh Liang - Loh Sebita),
Loh Sebita merupakan daerah mangrove dan aktivitas yang cukup menarik untuk dilakukan adalah pengamatan burung serta treking. Di Loh Liang terdapat fasilitas yang tersedia bagi pengunjung yakni pondok wisata, pusat informasi, cafetaria, dermaga, shelter dan jalan setapak.
Home
Menengok Sarang Komodo di Pulau Rinca dan Loh Liang
01 Sep 2015, 10:08 WIB
21
Komodo yang berada di Pulau Rinca dianggap lebih ganas.
Liputan6.com, Labuan Bajo - Taman Nasional (TN) Komodo yang terletak di Labuan Bajo, Manggarai Barat di Kepulauan Flores, menjadi satu-satunya rumah bagi ribuan spesis Komodo. Si Naga Purba, dinosaurus terakhir yang hidup di bumi saat ini.
Liputan6.com yang berkesempatan mengunjungi TN Komodo pada Selasa (1/9/2015), mengamati bagaimana induk komodo hidup dan berupaya melindungi telur-telurnya yang sedang dieram di sarang. Karena hidup liar, para pengunjung di sana sangat diwanti-wanti agar tak mendekat saat menemui sarang komodo.
Salah seorang Natural Guide bernama Ramli, yang mendampingi para pengunjung di Pulau Rinca mengatakan, karena hidup di alam bebas, komodo di taman nasional tersebut tak kehilangan insting liarnya. Oleh sebab itu, ada beberapa larangan yang harus ditaati para pengunjung saat berkeliling di sana.
"Komodo di sini berbeda dengan yang di kebun bintang. Mereka di sini hidup liar. Makanya para turis diminta untuk tidak melakukan gerakan-gerakan yang dapat memprovokasi mereka untuk mendekat, seperti mengayun-ayunkan tas dan bersuara terlalu keras," ucap dia.
Di antara dua pulau, yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca, komodo yang berada di Pulau Rinca dianggap mempunyai tingkat keganasan yang lebih tinggi. Mereka dapat saja menyerang para pengunjung.
Namun tenang saja, para Natural Guide yang sudah berpengalaman akan mendampingi para traveler yang datang. Tiap 5 orang pengunjung, biasanya aakan didampingi satu pemandu.
"Walau mereka liar namun mereka tidak akan menyerang bila tidak dipancing, seperti gerakan mengayun-ayun dan bersuara berisik," kata dia.
Selain itu ada pula hal yang harus diperhatikan bagi para traveler perempuan saat berkunjung. Karena reptil tersebut mempunyai penciuman yang sensitif, wanita yang sedang menstruasi diminta untuk melapor kepada Natural Guide.
"Komodo dapat mencium bau hingga radius 5 kilometer, dan mereka sangat suka bau amis atau darah. Namun jangan khawatir, perempuan menstruasi tetap dapat masuk, tentu akan mendapat pengawasan lebih, karena itu diminta melapor," kata dia.
Loh Liang
Selain di Pulau Rinca, ribuan komodo juga dapat dijumpai di Pulau Komodo. Tempat tersebut oleh penduduk lokal juga disebut dengan Loh Liang.
Loh Liang sendiri, dalam bahasa Labuan Baju berarti Teluk Lobang. Dinamakan demikian, karena di pulau tersebut banyak ditemukan sarang-sarang Komodo yang berbentuk lubang.
Yang menarik, lubang yang dalamnya bisa mencapai 3 sampai meter dengan diameter 40 sentimeter itu tidak hanya satu, namun bisa empat hingga 4.
"Tetapi yang digunakan untuk tempat tinggal dan bersarang hanya satu lubang. Lubang lainnya dibuat untuk berkamuflase saja," ucap Johni Apong.
Menurut Apong, terdapat 3 model sarang komodo yaitu tipe gundukan, sarang bukit, dan sarang tanah. Sarang yang dilewati turis di Pulau Rinca kebanyak berupa sarang tanah.
"Ada beberapa lubang yang kedalamannya bisa mencapai 2-3 meter. Di situlah komodo betina menaruh telur mereka," ucapnya.
Musim kawin komodo terjadi sekitar bulan Juli-Agustus, sebulan setelah itu komodo betina meletakkan telurnya. Seekor komodo betina kata Ramli dapat menghasilkan telur sampai lebih dari 30 butir dalam satu musim.
Telur-telur tersebut kata dia, akan menetas sekitar 6 bulan setelah dikubur dalam sarangnya, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret tahun berikutnya.
Untuk menyusuri Loh Liang, wisatawan dapat memilih jalur pendek atau sekitar 1 kilometer, jalur sedang atau sekitar 2 kilometer atau jalur yang jauh atau 4 kilometer.
Populasi komodo di Loh Liang ini, sekitar 2.219 ekor. Sementara rusa sebagai makanan utama mereka cukup berlimpah. Hal ini untuk mengantisipasi agar komodo-komodo itu tak menyerang manusia. (BS/MAP)