Melalui 'Lejong', DP2KBP3A Matim Luncurkan Tiga Inisiatif Terkait Stunting

redaksi - Selasa, 12 Maret 2024 17:23
Melalui 'Lejong',  DP2KBP3A Matim Luncurkan Tiga Inisiatif Terkait Stunting ‘Lejong’ edisi awal tahun ini berlangsung di di Aula Setda Kabupaten Matim, Selasa 5 Maret 2024, dihadiri oleh seluruh Petugas Lapangan KB dari 12 Kecamatan. (sumber: Kominfo Matim)

BORONG (Floresku.com) - DP2KBP3A Kabupaten Manggarai Timur (Matim) bertekad  untuk secara reguler melakukan meet up bersama semua komponen lapangan (PLKB/PKB) dalam aksi bulanan yang bertajuk ‘Lejong’.

 ‘Lejong’ edisi awal tahun ini berlangsung di di Aula Setda Kabupaten Matim, Selasa 5 Maret 2024, dihadiri oleh seluruh Petugas Lapangan KB dari 12 Kecamatan.

Kepala Dinas DP2KBP3A Kabupaten Manggarai Timur, Jefrin Haryanto dalam arahanya mengingatkan tentang pentingnya konsistensi dalam perencanaan aksi.

“Jangan hanya omong-omong saja, tapi miskin aksi. Masalah besar didepan mata terkait stunting, sedang menunggu kita, ”tegas Jefrin.

Jefrin mengingatkan, pentingnya kreativitas dan inovasi, terkait dengan strategi pendekatan masalah. Data dan laporan itu tujuannya untuk dilaporkan tapi juga sebagai pemberitahuan aksi. 

“Apa yang sudah kita buat dengan data itu sangat bagus. Percuma kalau pelaporan administrasi lengkap tapi aksinya nol,” ujarnya.

Dalam agenda ini, DP2KBP3A Matim, meluncurkan 3 inisiatif baru untuk perang melawan stunting yaitu : Grebek Stunting, Cek Dapur Mama, dan DP2KBP3A Goes To School.

Kabid Dalduk, Yosef Arsan, SPd dalam pemaparannya menjelasakan bahwa Grebek itu nuansanya ketergesaan, darurat dan kesegerahan.

"Stunting itu harus direspon dengan mindset darurat. Semua pihak harus panik dan   bergerak. Kita fokus Grebek kepada potensi terjadinya kasus baru. Ibu Hamil KEK, Calon pengantin, dan Kelompok kehamilan usia dini, 'jelas Arsan.

Arsan juga memastikan bahwa semua Ibu hamil KEK harus didampingi pendamping keluarga dan PLKB. Bukan hanya pelaporan kasus tapi pelaporan aksi.

Terkait Cek Dapur Mama, Vikberta Sardis S.KM, mewakili Kabid KB, menjelaskan bahwa Cek Dapur Mama adalah pengembangan dari program Dashat beberapa waktu lalu.

"Tahun lalu kita punya DASHAT, namun belum cukup lengkap memotret kondisi sasaran. Cek Dapur Mama, konsepnya membaca kondisi, penyebab dan status kesehatan seseorang mulai dari dapur, jelas Sardis.

Dalam pelaksanaanya Cek Dapur Mama, akan memberikan gambaran situasi, penyebab, lalu intervensi apa yang akan kita lakukan.

"Jangan sampai kita memakai satu resep untuk semua penyakit, pungkas Sardis.

Kepala Bidang Anak, Jimirius Ello, SS, menutup presentasi dalam forum LEJONG ini dengan memaparkan inisiatif DP2KB Goes To School. 

Jimi memaparkan bahwa butuh inisiatif baru bagi intervensi pada remaja sebagai salah satu domain penyumbang stunting di hulu. 

Pernikahan dini, kekerasan seksual, HB rendah, dan kesehatan reproduksi adalah isu kunci dalam menggarap kelompok remaja ini.

“Setiap kecamatan harus memiliki sekolah dampingan. PLKB harus menggarap wilayah sekolah dengan lebih serius dalam konsep kolaboratif dengan sekolah,” tandasnya.

"Isu bersama ini harus dikerjakan bersama antara sekolah dan PLKB. Sharingnya itu sharing kapasitas. Isunya adalah isu yang level kecemasannya sama antara sekolah dan kita, "pungkas Jimirius. (Sumber: Kominfo Matim).

RELATED NEWS