Melalui Program Mini MBA, Sekolah NJIS Jakarta Lahirkan Pebisnis Muda Unggul

MAR - Senin, 12 Juli 2021 20:31
Melalui Program Mini MBA, Sekolah  NJIS Jakarta Lahirkan Pebisnis Muda Unggul (Dari kiri ke kanan) Executive Shareholder Agung Podomoro Land dan Agung Podomoro Group Putra Pratana Haliman, Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison, Active Investor & Partner Northstar Group Henky Prihatna, Profesor New York University George Benaroya, dan Co-Founder Learn with Leaders Bejoy Suri berfoto bersama Grup Golden Eagles yang memenangkan kompetisi Mini MBA (Master of Business Administration), Calling Young Entrepreneurs yang digelar oleh North Jakarta Intercultural School (NJIS) sekolah swasta internasional di wilayah Jakarta Utara yang berada di bawah naungan Yayasan The North Jakarta International School, bersama dengan New York University, Harvard Student Agencies dan Learn with Leaders secara virtual, Jumat (9/7/2021). Kompetisi ini diikuti oleh pelajar kelas 3 SMP sampai dengan kelas 3 SMA di Indonesia, maupun luar negeri seperti India, Saudi Arabia, Malaysia, dan Zambia di mana para siswa bersaing dalam menciptakan ide dan perencanaan bisnis. (sumber: NJIS)

JAKARTA (Floresku.com)  – North Jakarta Intercultural School (NJIS) sekolah swasta internasional dengan kurikulum International Baccalaureate (IB) di Kelapa Gading, Jakarta Utara bersama dengan New York University, Harvard Student Agencies dan Learn with Leaders telah melahirkan pebisnis muda yang unggul dan kompeten, melalui kompetisi Mini MBA (Master of Business Administration), Calling Young Entrepreneurs”, program pendidikan yang menggali kemampuan generasi muda tentang dunia bisnis. Program inovatif yang dilakukan secara daring ini telah sampai pada puncak final kompetisi yang digelar pada Jumat (9/7) dengan mengumumkan para pemenang terbaik yang siap menghadapi tantangan dunia bisnis sesungguhnya.

Head of School NJIS Gerald Donovan bersyukur program Mini MBA mendapatkan animo yang baik dari peserta yang terdiri dari pelajar kelas VIII hingga kelas XII di Indonesia maupun luar negeri (India, Saudi Arabia, Malaysia dan Zambia). NJIS melihat perkembangan dunia bisnis sangat dinamis dan pesat baik di Indonesia maupun secara global. Sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan di Indonesia, NJIS terpanggil dan berinisiatif mendukung generasi muda memperkuat pondasi ilmu yang dimiliki menjadi lebih berkualitas dan mumpuni.

“NJIS bersyukur dan bangga program Mini MBA dapat dilaksanakan dengan lancar dan sukses. Meski dalam situasi pandemi, NJIS terus berkomitmen untuk memberikan kegiatan positif secara daring bagi para siswa dan siswi salah satunya melalui program bergengsi ini. Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang dan berharap segala transfer knowledge ilmu yang diberikan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya, dapat menjadi bekal peserta terjun ke dunia bisnis,” jelas Gerald melalui keterangan resminya di Jakarta (12/7).

Program Mini MBA sebelumnya dilaksanakan selama 10 hari dengan memberikan teori dan implementasi bisnis yang holistik. Program dimentori langsung oleh dosen dari universitas terbaik dunia diantaranya  Profesor George Benaroya dari New York University, Harvard Student Agencies (badan usaha yang dijalankan oleh para mahasiswa Universitas Harvard dan telah menjadi salah satu badan usaha mahasiswa terbesar di Amerika Serikat) dan Co-Founder Learn with Leaders Bejoy Suri.

Di akhir program, para peserta berkompetisi dengan menyiapkan business plan masing-masing kelompok dan diberikan kesempatan untuk mempresentasikannya kepada para juri. Selanjutnya, juri memberikan penilaian, evaluasi, kritik, dan saran agar business plan para peserta dapat diimplementasikan dengan lebih matang.

Kompetisi Mini MBA menghadirkan ide kreatif yang bervariasi. Grup Golden Eagles V misalnya mengajukan ide bisnis berupa aplikasi BluStudy, sebuah aplikasi yang memungkinkan sekolah untuk melakukan proses belajar mengajar secara daring dan terintegrasi. Dari kelompok Kaarigari, mengembangkan platform e-commerce untuk para perajin lokal dalam memasarkan produknya yang autentik, sekaligus memperkenalkan budaya lokal. Peserta lainnya yakni Fashion Fusion mengembangkan bisnis di bidang fesyen bertajuk Azalea, berupa website untuk menolong para desainer menghindari limbah garmen dalam pekerjaanya melalui format digital. Azalea menawarkan platform untuk desain fesyen dengan format 3D yang terintegrasi dengan fitur belanja sehingga para konsumen dapat memilih busana yang diinginkannya. Sementara Quick by Games, merupakan aplikasi yang mengintegrasikan semua jenis games terkenal dalam satu perangkat yang mudah digunakan. Berbagai perusahaan video games akan bergabung dalam aplikasi tersebut sehingga konsumen dapat memiliki dan membeli video games yang diinginkan.

Pada babak final kompetisi, juri telah memilih empat tim sebagai pemenang yang memiliki ide bisnis out of the box, bisa diimplementasikan dan unik. Adapun, tim yang berhasil memenangkan kompetisi adalah Golden Eagles V, Kaarigari, dan Fashion Fusion, serta Quick by Games. Pemenang berhak mendapatkan hadiah dengan total sebesar USD 2000 atau senilai Rp27 juta, sertifikat dari Harvard Student Agencies, NJIS, dan Learn with Leaders (LwL). Tidak hanya itu, pemenangnya akan memperoleh surat rekomendasi dari LwL, serta berkesempatan untuk merasakan langsung bekerja di perusahaan selama sepuluh hari.

Gerald mengungkapkan, kesuksesan program Mini MBA tidak terlepas dari dukungan para juri yang merupakan pengusaha sukses dan ternama di Indonesia diantaranya Executive Shareholder Agung Podomoro Land dan Agung Podomoro Group Putra Pratana Haliman, Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison, Active Investor & Partner Northstar Group Henky Prihatna, Profesor New York University George Benaroya, dan Co-Founder Learn with Leaders Bejoy Suri.

Executive Shareholder Agung Podomoro Land dan Agung Podomoro Group Putra Pratana Haliman menyatakan ide bisnis para pebisnis sukses di dunia pada awalnya sering diremehkan, namun pada akhirnya mereka berhasil dan sukses. “Dalam setiap kompetisi ada yang menang dan kalah. Semua peserta harus tetap termotivasi dan percaya diri untuk mengejar mimpinya,” jelas Putra.

Hal senada juga disampaikan oleh Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison yang menyatakan bahwa setiap pengalaman harus dapat dimanfaatkan dengan baik. “Saya yakin dan sangat senang jika para peserta dapat menerjemahkan ilmu dan pengalaman itu menjadi model bisnis yang hebat,” ujar Leontinus.  

Active Investor & Partner Northstar Group Henky Prihatna mengatakan seorang pebisnis yang hebat tidak terbentuk 1-2 tahun, tetapi bertahun-tahun. “Pengalaman yang berharga akan menjadi bekal untuk menjadi seorang pengusaha yang baik di masa depan, bahkan ide mereka bisa terwujud menjadi perusahaan unicorn di masa depan,” tutur Henky

Sementara itu salah satu peserta Mini MBA Rachelle Wibowo Ongko mengakui bahwa kompetisi yang diinisiasi oleh NJIS ini mampu meningkatkan skill dan rasa percaya diri sehingga peserta dapat mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki. “Program kursus singkat dan kompetisi Mini MBA mengajak kita para generasi muda untuk meng-upgrade kemampuan lebih optimal. Saya bersyukur dan bangga dapat mengikuti kompetisi spektakuler ini. Terlebih memiliki kesempatan bertemu dengan para pengusaha yang memiliki pengalaman dan kontribusi membanggakan di Indonesia,” kata Rachelle.

Peserta lainnya, Daitaro Lubis mengatakan program Mini MBA pantas menjadi program unggulan NJIS yang akan selalu dinanti seluruh generasi muda. “Sebagai peserta saya mengucapkan terima kasih kepada NJIS yang telah memberikan kami tantangan dan menstimulus kemampuan kami sehingga dapat menembus batas menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya berharap, program ini dapat menjadi program tahunan yang akan selalu dinanti generasi muda di berbagai negara,” tegas Daitaro.

RELATED NEWS