Mengejar Impian pada Masa Pandemi, Pelajar di Ende Rela ke Hutan Mencari Signal Internet
redaksi - Jumat, 06 Agustus 2021 12:29ENDE (Floresku.com) - Beberapa siswa di Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) rela menyusuri hutan untuk menggapai kali Lowolaka sejauh 800 meter agar bisa mendapatkan sinyal.
Ketiadaan jaringan internet membuat para siswa dan mahasiswa kesulitan mengakses pembelajaraan dari rumah.
"Di sini memang hanya di Kali Lowolaka yang ada sinyal. Satu titik saja. Kalau kita pindah pasti sudah hilang sinyalnya," ujar Risna, warga Aendoko yang merupakan salah satu siswa SMA di Kota Ende.
Sekolah daring dirasakan sangat sulit bagi siswa-siswa di pedalaman Kabupaten Ende. Masalah timbul saat mereka kesulitan mencari sinyal internet di ponsel mereka.
Kesulitan sinyal membuat anak-anak kerap terkejut, karena saat terhubung dengan internet, ternyata tugas dari guru sudah menumpuk. Belajar di rumah kian rumit jika hujan turun, karena anak-anak ini tak bisa mencari sinyal akibat jalanan hutan yang licin dan berbahaya untuk dilintasi.
Setiap hari mereka terpaksa berkumpul seperti ini dan tidak bisa belajar dirumah masing-masing. Belajar di hutan tentu harus waspada, karena ada banyak serangga dan mungkin saja hewan liar yang berbahaya.
Anak-anak desa ini berharap agar pemerintah setempat membangun infrastruktur memadai agar mereka bisa menikmati akses internet dengan lancar dan tidak perlu lagi mencari sinyal jauh kedalam hutan dan kali.
“Kami minta pemerintah bisa bantu wilayah kami dengan tower telkomsel supaya kami bisa dapat jaringan seperti desa lain,” ujar Nofa, siswa SMA St. Petrus Ende asal Aendoko.
Kepala Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Vincentius Agustinus Kami yang ditemui flores.com pada Jumat, 8 Agustus 2021 di Ende membenarkan kondisi ketiadaan jaringan di wilayahnya.
“Benar pak. Di desa saya tidak ada sinyal. Hanya ada satu titik di Kali lowolaka yang ada sinyal. Di tempat itu puluhan siswa gunakan sekolah daring, ” ujar Kades Vinsen.
Dia menjelaskan, pada tahun 2021 pihaknya mendapatkan program pembangunan akses internet yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) bekerja sama dengan Pemkab Ende, namun kegiatan belum dimulai.
"Semoga masalah ini dapat terselesaikan kalau sudah bangun internet desa ini," ungkap Vinsen. (Rian)