Menparekraf Upayakan Hadirnya Desa Wisata di Kawasan Pesisir
redaksi - Sabtu, 08 Oktober 2022 14:02NUSA DUA, BALI (Floresku.com) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengupayakan masyarakat khususnya pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan pesisir agar mulai tergerak menghadirkan desa wisata dengan memaksimalkan potensi bahari yang dimiliki dalam kerangka konsep pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Menparekraf Sandiaga saat hadir dalam peluncuran "A Lobster Farm", Kamis (6/10) di Amarterra Villas Nusa Dua, Bali, mengungkapkan, meski Indonesia adalah negara kepulauan, tapi belum banyak desa wisata yang berada di daerah pesisir dan menawarkan potensi bahari.
"Di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari 50 desa wisata terkurasi hanya 15 persen yang merupakan desa wisata yang letaknya di daerah pesisir," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Karenanya ia terus mendorong agar masyarakat khususnya pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah pesisir dapat memaksimalkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
- Menparekraf Sandiaga: WCCE 2022 Hasilkan Peta Jalan Ekonomi Kreatif Untuk Kebangkitan Ekonomi Global
- Kasus Dugaan Jual Beli Proyek ABPD di Manggarai Terus Bergulir, Polisi Periksa Dua Anggota TP PKK Manggarai
"(ADWI) Tahun ini kita dorong dan akhirnya dapat 20 persen, padahal kita negara kepulauan tapi desa wisata lebih banyak di gunung, sungai. Kita ingin lebih banyak lagi atau sekitar 20 sampai 30 persen desa wisata ada di pesisir," kata Menparekraf Sandiaga.
Hadirnya "A Lobster Farm" dikatakan Menparekraf Sandiaga dapat memberikan warna sekaligus contoh dalam pengembangan desa wisata atau kampung wisata di kawasan pesisir.
Kehadiran "A Lobster Farm" diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan khususnya pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah pesisir untuk mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif dalam konsep pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
"A Lobster Farm" yang berada di Pantai Amed, Karangasem, Bali, menawarkan pariwisata bahari yang dipadukan dengan konsep edukasi khususnya budidaya lobster.
Wisatawan dapat merasakan pengalaman diving sambil memberi makan lobster. Selain itu juga terdapat Aruna Visit Center sebagai tempat showcase produk seafood Aruna, serta restoran di mana pengunjung dapat mencicipi menu-menu seafood segar Aruna.
"Hari ini saya sangat berbahagia di tengah-tengah perhelatan WWCE (World Conference on Creative Economy) kita melihat kreativitas dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yakni satu kolaborasi di Karangasem yaitu di Desa Amed yang mengembangkan konsep A Lobster Farm. Di mana di sini ada pariwisata untuk diving dengan edukasi tentang lobster juga budidaya lobsternya sendiri," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Kemenparekraf/Baparekraf dikatakan Sandiaga akan all out memberikan dukungan dan juga pendampingan termasuk promosi.
"Saya sangat mengapresiasi dan (A Lobster Farm) mudah-mudahan dapat menjadi contoh dalam eksistem pemberdayaan nelayan dan masyarakat dalam mendukung terciptanya 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024," kata Menparekraf Sandiaga.
Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty, menjelaskan, “A Lobster Farm” diinisiasi oleh Aruna untuk tujuan keberlanjutan ekosistem kelautan dan juga pariwisata, terutama pascapandemi. Inisiasi ini merupakan kolaborasi antarsektor dengan pelaku pariwisata untuk pemulihan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Melalui ini, Aruna semakin mempertegas komitmennya untuk terus memberdayakan nelayan serta masyarakat pesisir.
"Inisiasi terbaru Aruna ini merupakan implementasi perdana konsep sustainable tourism yang diwujudkan melalui pengalaman diving. Di Amed, Aruna juga mulai mendirikan Aruna Visit Center sebagai tempat showcase produk seafood Aruna, serta restoran di mana pengunjung dapat mencicipi menu-menu seafood segar Aruna. Aruna ingin terus memperluas cakupan fungsi dari A Lobster Farm ini. Dengan demikian, edukasi dan pengalaman yang menarik dapat semakin dibagikan kepada lebih banyak orang,” ujar Utari Octavianty.
Selain itu, “A Lobster Farm" juga mengangkat konsep from sea to table di mana hasil tangkapan para nelayan lokal langsung disalurkan untuk mendukung industri pariwisata.
Wisatawan dapat menikmati seafood khas Indonesia dengan kualitas dunia ketika berkunjung di hotel, restoran, dan kafe setempat.
Sampai saat ini lobster adalah salah satu primadona ekspor Indonesia. Maka, Aruna juga bertekad untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat pesisir melalui lobster, berupa membeli pakan lobster yang ditangkap oleh anak-anak lokal, serta mempekerjakan istri nelayan untuk mengolah pakan dan limbah lobster secara lebih jauh.
"Harapannya, 'A Lobster Farm' dapat berkontribusi bersama pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia khususnya untuk sektor pariwisata. Aruna akan terus menangkap peluang inovasi bisnis baru agar keberlanjutan ekosistem kelautan dan perikanan dapat berjalan seimbang serta semakin memberikan dampak positif bagi masyarakat pesisir," kata Utari.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung; serta Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Josua Simanjuntak. (SP/Leonora). ***