Meski Dilakukan Secara Daring, Panitia dan Peserta PKKMB STIE Karya Ruteng Kenakan Busana Adat

redaksi - Selasa, 31 Agustus 2021 21:44
Meski Dilakukan Secara Daring, Panitia dan Peserta PKKMB STIE Karya Ruteng Kenakan Busana AdatAcara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) hari kedua di STIE Karya Ruteng, panitia dan mahasiswa kenakan busana tradisional NTT (sumber: Seksi Publikasi STIE Karya: Arief Laga)

RUTENG (Floresku.com) - Memasuki hari kedua kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus secara daring bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), panitia dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)  Karya Ruteng kenakan busana adat.

Dosen mata kuliah manajemen yang merangkap sebagai Kepala Seksi Publikasi Kampus, Arief Laga menjelaskan, konsep kegiatan PKKMB pada hari kedua memang dikemas sedikit berbeda dengan hari pertama. Selain materi kegiatan, hal lain yang sedikit berbeda dan tampak lebih menarik adalah busana yang dikenakan oleh panitia dan juga mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Karya Ruteng.

"PKKMB hari kedua dilakukan dengan konsep budaya dimana mahasiswa dan panitia mengenakan pakaian adat Nusantara," ungkap Arief Laga, Selasa (31/8/2021)

Sementara itu, Ketua Panitia  PKKMB Kirenius Koni Watang, MM mengatakan bahwa PKKMB hari kedua memang dibuat lebih kreatif dengan mewajibkan panitia dan mahasiswa baru untuk mengenakan pakaian adat sebagai representasi dari kekuatan budaya yang dimiliki Indonesia, terutama busana adat Nusa Tenggara Timur.

“Hari kedua ini, PKKMB lebih kreatif. Mahasiswa dan panitia diwajibkan untuk mengenakan busana adat. Kita tahu bahwa kita memiliki kebudayaan yang begitu kuat. Karena itu, kita coba menunjukkan hal tersebut juga dalam kegiatan seperti ini dengan mewajibkan panitia dan pesertanya mengenakan pakaian adat,” ungkapnya.

Kirenius menambahkan bahwa pendidikan saat ini sejatinya memang tidak terlepas dari budaya. Tujuan pendidikan juga merujuk pada cara strategis untuk mempertahankan, memajukan, dan melestarikan budaya yang merupakan akar dari seluruh keterlibatan kita di masyarakat, dan dunia.

“Kita tidak terlepas dari budaya sebab kebudayaan itu sendiri sejatinya menjadi sumber kekuatan dalam membangun kehidupan. Dengannya, melalui pendidikan, mahasiswa ditantang untuk menciptakan strategi yang mumpuni dalam mempertahankan dan memajukan serta melestarikan budaya yang merupakan akar dari seluruh keterlibatan kita di tengah masyarakat dan dunia,” tegas Kirenius.

Lebih jauh, saat diwawancarai secara terpisah, Ketua STIE Karya, Kritianus Risaldo Madur, SE.,MM mengatakan bahwa panitia dan mahasiswa baru yang diwajibkan untuk mengenakan busana adat hari ini sebetulnya mau menunjukkan bahwa mereka harus semakin mencintai bangsa dan negara dengan seluruh keanekaragaman kebudayaan di dalamnya. Selain itu, pakaian adat yang dipakai kemudian bisa menjadi daya tersendiri untuk mengenal produk lokal yang bernilai tinggi. Dengan itu, mahasiswa dapat menemukan peluang untuk lebih tekun pada potensi lokal tersebut.

“Busana adat yang dikenakan tersebut kiranya menjadi tanda dan pesan bahwa mahasiswa harus mencintai bangsa dan negara dengan budaya yang beraneka ragam. Dalam kaitan dengan ilmu nantinya, tentu ini diharapkan bisa menjadi awal yang baik untuk mereka mengenal potensi produk lokal,” jelas Kristianus

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jurnalis media ini dari Arief Laga diketahui bahwa rangkaian penting dalam kegiatan PKKMB hari kedua ini adalah orientasi/pengenalan kampus, pengenalan mata kuliah, penjelasan bidang akademik dan bidang keuangan, pengenalan tenaga kependidikan, Open House, dan ceremoni peresmian penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021.

Selain itu, kegiatan ini juga diwarnai dengan pemaparan materi dari beberpa nara sumber, di antaranya adalah Direktur Bela Negara, Ditjen Pothan, Kementrian Pertahanan , dengan tema “Bela negara”. Materi disampaikan melalui rekaman video. Pemateri kedua adalah saudara Yohanes Efremi Ngabur, S. Psi dengan tema “Menjadi Milenial yang Kreatif dan Inovatif”. (Jivansi)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS