Miris, pada HUT ke-29 Telkmosel, Pelanggan Bukannya Merasa Puas, Tapi ‘Mengumpat’

Redaksi - Senin, 27 Mei 2024 08:50
Miris, pada  HUT ke-29 Telkmosel, Pelanggan Bukannya Merasa Puas, Tapi ‘Mengumpat’Logo Telkomsel. Perusahaan telkomunikasi ini berHUT ke-29 Minggu (26/5) kemarin (sumber: Istimewa)

MAUMERE (Floresku.com) - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memperingati hari hari ulang tahun (HUT) ke-29 pada Minggu, 26 Mei 2024, kemarin.

Pasalnya, Telkomsel  resmi didirikan pada tanggal 26 Mei 1995, dengan lokasi pertama GSM Telkomsel di Batam.

Situs web resmi Telkomsel, www.telkomsel.com mengungkapkan, Telkomsel memiliki 10 produk yaitu Telkomsel One, Telkomsel PraBayar, Telkomsel Lite, Telkomsel Halo, by.U Roaming & SLI, Internet Rumah, EZnet, Bundling, dan 5G.

Selain itu, Telkomsel juga menyediakan delapan jenis layanan yaitu Video, Games, Musik, Kuncie, Telkomsel Poin,  LinkAja, Aplikasi Kami, dan Layanan Tambahan.

Mengutip BisnisIndonesia.com (BisnisTekno), (21 April 2024) Direktur Utama Telkomsel Nugroho mengungkapkan, Telkomsel menghadirkan jaringan 5G pertama dan terluas di Indonesia yang mencakup lebih dari 53 kota/kabupaten dan telah dimanfaatkan dalam mendukung beberapa sektor seperti robotic telesurgery, marine mobile, warehouse management, dan smart mining.

Saat ini , ungkap Nugroho, Telkomsel melayani 159,66 juta pelanggan pada kuartal I/2024 atau bertambah 8,6 juta pelanggan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Layanan internet rumah mereka, IndiHome, juga mencatatkan pertumbuhan positif sekaligus menjadi ladang baru bagi perusahaan.

Ibu Ivon (kiri) dan Bang Roy (kanan). (Foto: Dokpri/Floresku.com)
Kian Lamban dan Mahal

Di tengah gemerlap perayaan HUT ke-29, kalangan pelanggan di berbagai daerah, terutama di Maumere, Kabupaten Sikka, bukannya memberikan kado pujian, tetapi sebaliknya menyampikan keluhana. Mereka bahkan mengumpat dan mengibararkan Telkomsel dengan debt collector.

Mereka merasa kesal dan tidak puas dengan layanan Telkomsel yang dari waktu ke waktu bukannya semakin cepat dan murah, tetapi semakin lemot atau lamban, dan mahal.

“Aduh e, kalau bicara Telkomsel rasanya seperti mau kasih pelungku saja. Kita ini menggunakan produk dan jasa Telkomsel  karena tidak ada pilihan lain. Di era sekarang, telepon dan internet itu bukan barang mewah lagi. Tapi, Telkomsel jangan manfaatkan keadaan untuk memeras kami pelanggan yang ada di daerah ini. Karena harga pulsa atau kuota internet mahal, tapi sinyalnya timbul-tenggelam,” ujar Ibu Ur,  yang berdomisili di daerah lingkar luar, Keluarahan Beru, Maumere, Kabupaten Sikka.

“Saya sudah lama menjadi pelanggan Telkomsel, tapi dari waktu ke waktu pelayanan Telkomsel bukannya makin memuaskan, tapi makin menjengkel. Kalau menelepon, selalu terputus-putus, bahkan seringkali  tidak  ada koneksi sama sekali. Pokoknya, Telkomsel sekarang tidak bisa diandalkan,” ujar Bang Roy, pedagan ikan keliling yang tinggal dekat Pasar Alok, Maumere.

Ibarat debt collector

Kesan senada disampaikan oleh Ibu Via Sea, seorang ibu yang baru setahun terakhir menetap di Maumere.

“Telkomsel ini semakin ngawur saja dan menyediakan aplikasi yang tidak mendidik warga masyarakat.  Sudah begtu, dia membuat aplikasi yang  terkesan menjebak dan memaksa. Jika tidak hati-hati memencet, muncul tawawan aplikasi-aplikasi yang tidak penting.," ujar wanita setengah baya lama bekerja sebagai agen kapal pesiar, Costa Cruise, di Jakarta.

"Yang paling mengesalkan, jika kuota internet kita habis langsung mncul penawaran kuota darurat dengan sistem yang membuat kita tak ada pilihan lain kecuali menyetujui peawaran itu. Jadi sistemnya memaksa pelanggan untuk berutang. Lalu, waktu kita membeli baru,  melalui sistem Telkomsel secara otomatis memotong  biaya pulsa yang  diutangi secara paksa itu. Jadi, Telkomsel sudah seperti preman debt collector, bahkan lebih kasar dari preman debt collector,” tandas Via pula.

Via juga mengisahkan pengalaman buruk kerabatnya yang tinggal di Kawasan Cimanggis, Bogor.

“Saya baru dapat cerita dari salah satu kerabat di Cimanggis, Bogor. Dia berlanggaran Indihome. Karena kesulitan keuangan tidak menunggak  pembayaran bulan Janari, dan pihak Indihome langsung memutuskan koneksi ke rumahnya. Tapi, bulan April, orang Indihome datang menagih  dan meminta dia membayar Januari higga April. Padahal, sejak akhir Januari koneksi  sudah diputuskan. Beda 'kan dengan kalau kita berlanggan listrik? Setelah putus, yang kita bayar adalah biaya tunggakan dan dendanya,” ungkap Via lagi.

Pengalaman butuk akan jasa Telkomsel juga  disampaikan oleh Ibu Yustina yang tinggal di Kelurahan Kota Baru, Maumere. 

“Telkomsel boleh bilang perusahaannya makin hebat, makin banyak pelanggan dan makin besar labanya. Tapi kenyataannya,  signal telepon dan internet sangat tidak stabil, selalu  hilang muncul. Paket internetnya pun mahal tapi  tidak di dukung signal yang stabil dan cepat. Sudah itu jebak pelanggan untuk gunakan paket darurat, lalu potong pulsa seenaknya. Seringkali di HP muncul aplikasi yang tidak kita butuhkan. Kalau kita salah mencet pulsa langsung tersedot. Telkomsel sangat mengecewakan,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan media ini,  kesan negatif akan Telkomsel memang semakin sering  terdengar belakangan ini.

Sejumlah warga di Flores, mulai Manggarai dari Manggara Barat, Manggarai, Manggari Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka hingga Flores  Timur dan Lembata,  yang ditemui langsung atau dihubungi jurnalis Floresku.com secara online,  mengeluhkan kalau jaringan telpon dan intenet tidak stabil,  alias terputus-putus, lamban, bahkan tidak ada koneksi sama sekali.  Miris sekali. (Sivia/Paul***
 

Editor: Redaksi

RELATED NEWS