Moeldoko Buka Festival Pasola di Kodi, Sumba Barat Daya
redaksi - Senin, 28 Februari 2022 16:29KODI (Floresku.com) - Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (25/2) akhir peKan lalu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membuka Festival Pasola 2022.
Festival Pasola di Kabupaten Sumba Barat Daya, dipusatkan di Rara Winyo Desa Ate Ndalo, Kecamatan Kodi.
Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Setelah mendapat imbuhan `pa', artinya menjadi permainan
Festival Pasola kembali dihelat setelah dua tahun bertuut-turut terhenti karena pandemi Covid-19.
- Inilah Link Twibbon untuk Dukung 'Tenun Ikat Sumba' Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Kepala KSP, Moedoko Bertemu Sejumlah Petani di Kodi, Sumba Barat Daya
- Terkait Tenggelamnya Kapal Ikan di Perairan Tanjung Bunga, ABK Hilang Terakhir Ditemukan Selamat
Tahun ini pesta yang bukan sekadar meriah tapi juga membawa semangat perjuangan. “Budaya jangan diusik atas nama apa pun,” kata Moeldoko saat membakar semangat ksatria berukuda, Jumat 25 Februari 2022.
Di hadapan para tokoh adat dan ratusan ksatria berkuda, Panglima TNI 2013-2015 ini juga menyampaikan, salam dan apresiasi Presiden Joko Widodo untuk masyarakat adat Sumba Barat Daya
“Bapak Presiden Joko Widodo menitipkan salam untuk semua masyarakat adat di sini (Sumba Barat Daya). Beliau berpesan tradisi budaya seperti Pasola harus dijaga dan dipertahankan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko memberikan hadiah patung kuda dari ukiran kayu kepada Rato Adat (sebutan untuk pemimpin tokoh adat di Sumba).
"Patung kuda ini menjadi simbol kegagahan ksatria pulau Sumba," ujarnya.
Sebelum masa pandemi, atraksi budaya tradisional ini, selalu menjadi agenda para wisatawan dunia.
Festival Pasola adalah tradisi perang masyarakat adat dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing kayu yang tumpul.
Pasola merupakan puncak dari rangkaian tradisi Nate atau Nyale, yakni perwujudan pemujaan dan persembahan masyarakat tradisional aliran kepercayaan Marapu (agama asli masyarakat Sumba). (Silvia). ***