Nindy Nonci, Wirausahawan Milenial 'Brand Keping Pisang' Asal Nagekeo, Flores

redaksi - Minggu, 26 September 2021 10:59
Nindy Nonci, Wirausahawan Milenial 'Brand Keping Pisang' Asal Nagekeo, FloresNindy Nonci, wirausahawan muda asal Mbay, Nagekeo (sumber: Paul)

MBAY (Floresku.com) - Pisang adalah salah satu jenis buah yang sangat diminati semua orang. Selain nikmat di lidah, kandungan buah pisang tentu menyehatkan tubuh.

Presensi tanaman pisang bisa dijumpai hampir diseluruh penjuru daerah. Salah satunya di daerah Nagekeo, pisang tumbuh melimpah di perkebunan maupun pemukiman rumah warga.

Kendati keberadaannya yang cukup melimpah dan berpotensi meningkatkan pendapatan finansial, banyak orang belum memanfaatkan buah pisang sebagai kegiatan usaha lokal. Sesuai dengan namanya yang semakin populer, eksistensi buah pisang semakin melejit dipasar lokal, nasional, bahkan pasar internasional.

Lantaran popularitas buah pisang sangat menguntungkan, muncul ide brilian wanita muda bernama Nindya Nonci untuk memanfaatkannya sebagai ladang usaha kreatif dengan nama brand 'Keping' singkatan dari ‘keripik pisang’ yang dirintisnya sejak tahun 2020 kemarin.

Produk ‘Keping’  (Foto: Paul)

Wanita muda asal Aloripit, Kelurahan Mbay 1, Kecamatan Aesesa ini layak dinobatkan sebagai teladan bagi para kaum milenial masa kini. 

Di usianya yang baru menginjak angka 21 tahun, tak menyurutkan tekadnya untuk merajut kariernya dalam dunia berwirausaha berbasis pangan lokal.

"Saya awalnya ikut kursus di Bandung setelah tamat SMA. Jualan makanan ringan memang sudah jadi hobby saya dari kecil", tutur Nindy kepada media floresku.com, Minggu, 26 September 2021.

Nindy mengatakan, bahan baku pisang diperolehnya dari para petani di Nagekeo dan pengolahan brand 'Keping' masih menggunakan cara manual. Dengan demikian, Nindy dan para petani pisang menjalin rantai perekonomian secara mutualisme.

Nindy menyadari potensi buah pisang di Nagekeo sangat banyak dan bisa dijadikan peluang bisnis strategis. Selain banyak, kualitas buah pisang disana layak dikemas menjadi suatu brand yang mampu bersaing dengan beragam snack lainnya.

Berbeda dengan keripik pisang seperti kebanyakan, inovasi brand 'Keping' dibubuhi cokelat cair sehingga menambah keunikan khas selain cita rasanya yang nikmat di lidah. Dari sisi standar keamanan, brand Keping sudah terjamin karena sudah memperoleh izin dari BPOM.

"Prosesnya masih manual kaka. Pisang dipotong, dicuci, ditaburi bumbu, digoreng, dikemas, lalu didistribusikan", ungkapnya.

Nama brand Keping kian populer di minimarket atau swalayan di kota Mbay. Seringkali produknya menerima orderan di beberapa swalayan dari Bajawa dan Ende, bahkan sesekali menerima pesanan dari Jakarta.

Informasi harga brand Keping dibanderol Rp.10.00 sampai Rp.15.000 sesuai dengan bobot ukuran produk yang ditawarkan. Saat ini pendistribusian produknya di over dalam bentuk pieces ke pihak konsumen.

"Harga tergantung ukurannya. Yang saya distribusikan itu dalam bentuk pieces kaka. Soalnya kalau eceran masih jarang. Kebanyakan yang pesan itu para pengusaha", paparnya.

Sempat terkendala modal diawal-awal merintis, Nindy tetap berkomitmen merajut usahanya. Baginya, jatuh bangun adalah bagian penting menuju kesuksesan.

Sebagai wirausahawan milenial yang mandiri dan energik, ia mengajak semua anak muda dimanapun berada untuk bangunkan potensi dari dalam diri yang mungkin sajah masih tertidur lelap.
Sesuai dengan mottonya yang berbunyi : "jika belum sampai pada titik maksimal usaha dan doa, jangan korbankan apa yang masih bisa diperjuangkan". (Paul) ***

Editor: Redaksi

RELATED NEWS