Pantai Liang Mbala Indah Mempesona, Sayang Belum Ditata, Bahkan Mulai Dikotori Sampah Plastik
redaksi - Senin, 27 Maret 2023 15:10KISOL (Floresku.com) –Rabu, 22 Maret 2023, sekelompok warga asal Kambe, Kisol berwisata ke Pantai Liang Mbala, yang terletak beberapa kilometer arah timur Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
‘Rencananya, kami ke Pantai Pasir Putih. Namun, karena situasi di sana terlalu ramai, kami melanjutkan perjalanan ke arah timur, ke Pantai Liang Mbala,” ujar Helena Adel (Lenny) kepada media ini.
Pantai berpasir putih dan berbatu indah dengan air laut jernih
Pantai Liang Mbala adalah salah satu destinasi wisata dengan pesona nan memukau para pengunjung
Pantai Liang Mbala memiliki air yang jernih, dengan deburan ombak yang tenang, sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat pemandian, terutama pengunjung yang membawa para lansia dan anak-anak.
Meski tidak sangat luas, pantai ini bertaburan pasir putih yang halus. Kala air pasang, yang tampak hanya air laut nan jernih, deburan ombak kecil dan hamparan pasir putih.
Ketika pasang surut, sejumlah batu berukuran cukup besar dan batu-batu karang bermunculan.
Namun, kemunculan batu-batu itu tak mengurangi keindahan pemandangan. Dari titik ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas, pesona gundukan Pulau Mules di kejauhan, di arah matahari terbenam.
Uniknya, sesuai namanya, tempat wisata ini memiliki dua gua yang letaknya berdampingan. Satu gua cukup besar berada duapuluhan meter dari bibir pantai, sedangkan satu gua lagi berukuran lebih kecil, berada di bibir pantai.
Gua yang lebih kecil ini dipenuhi air laut saat pasang naik, dan kosong saat pasang surut sehingga cocok menjadi tempat berteduh. Apalagi suasana di gua tersebut sangat sejuk dan bersih.
Belum ditata, dan banyak sampah plastik
Sepanjang hari berada di Pantai Liang Mbala, dijamin para pengunjung tak merasa bosan. Karena pantai yang berada di teluk itu dikitari dinding karang yang tinggi di bagian barat, dan tebing dengan hutan yang rimbun di bagian utaranya sehingga sangat memanjakan mata.
Apalagi destinasi wisata ini terletak berdampingan dengan sebidang ladang yang ditanami pisang, jagung, singkong dan papaya.
Akses menuju pantai adalah jalan setapak menuju kebun itu. Jalan setapak dari jalan raya menuju pantai (kira-kira 200 meter panjangnya) kondisinya cukup terjal, sempit dan berbatu.
Jalan tersebut tampak seadanya saja, tanpa sentuhan tangan para pihak yang berurusan dengan kepariwisataan. Sehingga jalan tersebut sangat sulit dilintasi para pengunjung, terutama para lansia dan anak-anak.
Di area pantai, suasananya masih sangat alami. Beruntung ada beberapa pohon ketapang rindang sudah tumbuh di sana, sehingga para pengunjung dapat berteduh di bawahnya.
Memang, tak jauh dari pantai ada sebuah pondok. Namun, rupanya itu pondok si pemiliki ladang, bukan pondok yang sengaja dibangun untuk memanjakan para pengujung.
Yang juga memprihatinkan, di pantai yang asri itu, tampak bertebaran sampah-sampah plastik yang ditinggalkan oleh para pengunjung yang tak peduli pada kebersihan dan kelestarian lingkungan alam.
Tak dapat dipungkiri, secara alamiah pantai Liang Mbala memiliki pesona sebagai destinasi wisata bahari alternatif di Manggarai Timur. Namun, di balik itu, ada sebuah Pekerjaan Rumah yang perlu dikerjakan segera.
Di satu sisi, Dinas Pariwisata Manggarai Timur perlu membangun jalan, untuk memudahkan para pengungjung beralih dari jalan raya menuju pantai.
Selain itu, Dinas Pariwisata perlu membuat garis batas yang jelas antara ladang petani dan kawasan wisata Liang Mbala.
Lebih daripada itu, perlu dibangun sejumlah sarana dan fasilitas berupa pondok wisata agar para wisatawan dapat berteduh, memasak, dan bersalin pakaian sehabis berendam di pantai.
Di sisi lain, para pengunjung hendaknya perlu menumbuhkan kesadaran akan kelestarian lingkungan alam, sehingga tidak seenaknya membuang sampah di kawasan pantai. (MA). ***