Para Uskup Zambia Mengecam Kekerasan Pra-Pemilu
redaksi - Rabu, 28 Juli 2021 22:30ZAMBIA (Floresku.com) - Para uskup Katolik di Zambia mengatakan moto negara itu "Satu Zambia, Satu Bangsa" terancam oleh maraknya kekerasan pra-pemilihan dan ujaran kebencian yang dilakukan oleh kader politik atas hasutan politisi.
“Akhir-akhir ini, insiden kekerasan menjadi umum seperti perusakan properti, penculikan, pesan dengan nada kesukuan dan lebih buruk lagi, pertumpahan darah,” kata para Uskup dalam Pernyataan Pastoral baru-baru ini. Pesan para Uskup dikeluarkan secara kolektif di bawah Konferensi Waligereja Katolik Zambia (ZCCB).
Para Uskup menambahkan, “Kami mengimbau semua kontestan politik untuk menahan diri dari tindakan kekerasan, ujaran kebencian dan kebencian, tetapi untuk menunjukkan alasan mengapa mereka harus dipilih.”
Pemilihan Umum 12 Agustus
Pemilihan umum akan diadakan di Zambia pada 12 Agustus 2021 untuk memilih Presiden dan Majelis Nasional.
Pesaing Presiden terkemuka adalah petahana, Presiden Edgar Lungu dari Front Patriotik (PF) yang berkuasa dan pemimpin Oposisi Partai Persatuan untuk Pembangunan Nasional (UPND), Hakainde Hichilema.
Biarkan orang memilih pemimpin tanpa intimidasi
Tindakan kekerasan dimaksudkan untuk mengintimidasi warga agar tidak memilih pemimpin pilihan mereka, kata para Uskup. “Sebaliknya, orang harus bebas menjadi bagian dari partai pilihan mereka dan memilih kandidat atau kandidat pilihan mereka, tanpa pengaruh yang tidak semestinya,” tegas para uskup.
“Pemilu yang akan datang bukanlah yang pertama atau terakhir dalam sejarah negara kita. Karena itu, pemilihan ini tidak boleh dinodai dengan pertumpahan darah. Karena ada kehidupan sebelum, selama dan setelah pemilu. Mari kita saling menghargai dan menghormati. Semua kehidupan itu suci,” tegas para anggota ZCCB.
Para pemimpin gereja harus tetap tidak memihak
Para uskup lebih lanjut memperingatkan para anggota klerus dan mereka yang berada di kepemimpinan gereja untuk tetap berada di jalur yang tidak memihak.
“Kami bukan pembuat raja … Di negara ini, kepemimpinan datang melalui kotak suara. Kami ingin mendorong satu sama lain untuk tidak memihak saat kami membimbing dan menggembalakan mereka yang dipercayakan kepada kami, ”kata para Uskup. (MLA berdasarkan vaticanews.va)