Peduli Mario Gerat yang Lumpuh, Wabup dr Yulianus Weng: 'Pemkab Mabar Akan Bantu'

redaksi - Minggu, 10 Oktober 2021 15:06
Peduli Mario Gerat yang Lumpuh, Wabup dr Yulianus Weng: 'Pemkab Mabar Akan Bantu'Mario Gerat terbaring lemas dipangkuan sang ibunda,Sabtu (9/10/21). (sumber: Paul R)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Mario Gerat (3), balita asal Kampung Warsawe, Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sudah 3 tahun lumpuh.

Hingga sekarang, Mario Great hanya bisa duduk lemas di kereta bayi miliknya. Ia tidak bisa berjalan dan berdiri, bahkan untuk duduk pun tidak bisa.

Mario hanya menghabiskan hari-harinya di atas kereta bayi. Kereta tersebut merupakan bantuan yang diberikan oleh Yayasan Ani, kereta tersebut sebagai alat bantu bagi Mario agar bisa duduk dan bergerak. Tiap hari, ia hanya bisa duduk dan sandar di kereta pemberian Yayasan Ani tersebut.

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr Julianus Weng (Foto: Paul)

Sabtu (9/10/2021), jurnalis Floresku.com mendapatkan informasi dan memutuskan untuk menemui bocah ini bersama orangtuanya di kediaman mereka.

Tiba di rumah, Mario yang didampingi sang  ayah tengah duduk santai di kereta tuanya.

Mereka menyambut kami penuh gembira. Tak disangka, Mario menyalami kami sambil menyebut namanya. Momen itu sungguh haru. Kami pun duduk dan disuguhi kopi.

Sambil seruput kopi, kami berbincang tentang kondisi Mario yang sudah 3 tahun lumpuh.

Ayahnya, Riko, menceritakan, proses persalinan anak keduanya itu dibantu seorang dukun. Ia lahir kondisi normal. Tidak ada kekurangan apapun.

Satu minggu kemudian, suhu badan Mario naik drastis tidak seperti biasanya.

“Waktu itu, tepatnya satu minggu. Badannya langsung panas semua,” ungkap Riko kepada media ini di kediammnya, Selasa pagi.

Riko melanjutkan, melihat kondisi putranya itu, ia sangat bingung. Di tengah kondisi ekonomi yang serba kekurangan, ia dan istri tidak bisa membawa Gerat ke fasilitas kesehatan. Mereka hanya terus melihat perkembangan sakit yang diderita Gerat.

Riko menuturkan, saat memasuki Minggu keempat, dengan terpaksa, ia bersama sang isteri menghantar Mario ke Puskesmas Warsawe. Di sana, Gerat diperiksa dokter. Jawaban dokter kala itu, kami hanya bisa berikan beberapa jenis obat saja dan alangkah baiknya anak Ibu dan Bapak dibawa ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo.

Setelah mendengar jawaban sang dokter, ia berusaha mencari jalan lain yakni ke dukun-dukun yang cukup terkenal menyembuhkan sakit seperti yang diderita puteranya. Upaya itu terus di lakukan oleh sang ayah, namun tak membuahkan hasil.

“Upaya dari awal jatuh sakit hingga tahun 2021 tidak juga membuahkan hasil. Saya dan isteri akhirnya pasrah kepada Tuhan. Semoga ada mukjizat dari Tuhan untuk putera mereka,” tutur Riko dengan nada sedih.

Riko mengaku, sejak jatuh sakit hingga sekarang, ia tidak pernah berusaha lagi, baik ke dokter maupun dukun untuk kesembuhan putera mereka itu. Mereka sudah kehabisan biaya. Jika terus berupaya ke dukun atau ke dokter, berarti harus menjual tanah untuk biaya pengobatan.

“Saya ini hanya buruh kasar. kalau ada yang butuh tenaga, saya kerja. Sedangkan isteri saya, tidak bisa kerja. Dia harus jaga Gerat setiap hari. Dia hanya bisa kerja. Jadi, kami ini, tidak bisa lagi mau urus Mario untuk ke rumah sakit. Biaya pengobatan dari mana. Untuk makan saja, kami ini susah,” ujar Riko.

Riko menuturkan, meski keluarganya kategori ekonomi lemah, tetapi, hingga saat ini, mereka belum pernah mendapatkan bantuan untuk kesembuhan dari Mario Gerat.

Sehingga kepada seluruh masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, dirinya meminta dukungan dan doa kesembuhan dari Mario Gerat.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Manggarai Barat, dr Yulianus Weng M.Kes. mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat akan membantu biaya transportasi ditempat dimana Mario akan dirujuk.

“Pemerintah akan bantu, tentunya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Itu artinya kalau penderita mesti dirujuk ke RS, mesti pakai  BPJS sehingga biaya perawaran dan tindakan di RS ditanggung BPJS. Biaya yang dibantu  Pemda digunakan untuk biaya transportasi penderita dan keluarganya serta untuk biaya hidup di tempat dimana dirujuk,” katanya.  (Paul). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS