Pemkab Ende Teken MoU Kerjasama dengan BPOPLBF demi Percepatan Pembangunan Parekraf
redaksi - Selasa, 11 Mei 2021 20:39ENDE (Floresku.com) - Pemerintah Kabupaten Ende menjalin kerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) dengan melakukan penandatangan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka Percepatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) di Kabupaten Ende.
Penandatangan MoU dilakukan oleh Bupati Ende, Djafar Achmad dan Direktur Utama BPOPLBF, Shana Fatina, berbarengan dengan rapat Forum Floratama yang berlangsung di Ballroom Kelimutu, Hotel Grand Wisata Ende, Jumat 7 Mei 2021 lalu.
Tujuan dilakukannya penandatanganan MoU ini adalah untuk merencanakan program bersama sebagai upaya percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Ende.
Kabupaten Ende merupakan salah satu wilayah koordinatif BPOPLBF bersama 11 kabupaten lainnya yang tergabung dalam Floratama (Flores, Lembata, Alor, Bima).
Sebagai Satuan Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menjalankan fungsi koordinatifnya, BPOLBF melakukan komunikasi, koordinasi dan berkolaborasi untuk mensinkronkan dan memfasilitasi program pariwisata yang ada ditingkat kabupaten.
Bupati Ende H. Djafar Achmad dalam sambutannya mengungkapkan, melalui Forum Floratama ini ia berharap seluruh komponen yang terlibat dalam sektor parekraf bisa membangun komitmen dan kolaborasi bersama dalam upaya mengembangkan dan membangun pariwisata Ende menjadi lebih berkualitas dan berdaya saing.
Menurut Bupati Djafar, MoU ini sangat penting karena percepatan pembangunan di sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas utama mengingat pariwisata menjadi penggerak utama pembangunan di Kabupaten Ende.
Hal tersebut, lanjutnya, juga sejalan dengan visi-misi gubernur yang menjadikan pariwisata sebagai lokomotif pergerakan ekonomi di Provinsi NTT.
Pertumbuhan positif dari sektor pariwisata saya yakini mampu menyumbang PAD yang sangat besar dan signifikan, sehingga bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.
"Dengan begitu, saya mengajak seluruh komponen stakeholde sektor pariwisata untuk bergandengan tangan melalui kolaborasi dan komitmen bersama membangun Pariwisata Ende lebih baik," ungkapnya.
Sementgara itu Direktur Utama BPOPLBF, Shana Fatina dalam sambutannya menerangkan, kegiatan Forum Floratama ini dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut upaya membangun pariwisata Flores yang terintegrasi.
Forum ini kami maksudkan dapat menjadi wadah bagi semua unsur Pentahelix, untuk teman-teman pelaku pariwisata semuanya yang telah hadir hari ini disini menjadi ujung tombak pembangunan pariwisata terpadu.
"Sehingga distribusi wisatawan dan pemberdayaan industri ekonomi kreatif di 11 Kabupaten dapat kita wujudkan bersama," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Shana juga menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi seluruh pihak untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Ende.
“Keberadaan TN Kelimutu sebenarnya sangat ideal untuk pengembangan destinasi wisata lainnya di sekitar Kota Ende,” ujar Shana.
Integrasi Destinasi Wisata
Menurut Shana Fatina, semua destinasi wisata di sekitar Kota Ende mulai dari Desa Wisata, Destinasi Wisata Sejarah Pancasila, maupun Destinasi Wisata Budaya ke depannya akan diintegrasikan dengan Kawasan Geopark Kelimutu Ende.
“Nah ekosistem ini yang perlu kita rawat dan kembangkan semua potensinya," ujarnya.
Bupati Djafar mengatakan Pemkab Ende juga menargetkan Kelimutu terdaftar sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark pada tahun 2021.
"Sehingga nanti NTT juga memiliki geopark dunia, selain yang kini sudah ada di Jawa Barat, NTB, dan Bali," katanya.
Kawasan Kelimutu yang di dalamnya terdapat Taman Nasional Kelimutu, dengan ikon utama danau tiga warna (Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo), terus dikembangkan untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
Taman Nasional Kelimutu merupakan rumah bagi beragam jenis satwa eksotis, salah satunya Elang Flores (Spizaetus floris).
Sebelumnya Elang Flores menjadi perhatian Pemkab Ende, karena populasinya di Taman Nasional Kelimutu yang hanya tersisa 10 ekor saja.
Elang Flores merupakan jenis burung karnivora yang berukuran besar, burung ini bisa mencapai panjang 82 cm. Meskipun dinamai Elang Flores, namun burung ini juga bisa ditemui di Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca.
Burung ini biasa menghuni hutan-hutan dataran rendah dan hutan submontana hingga ketinggian 1600 mdpl. Diperkirakan populasi Elang Flores di seluruh dunia hanya tersisa 250 ekor.
Produk UMKM
Selain pengembangan destinasi wisata, Shana juga menekankan pentingnya memperkuat ekosistem pariwisata dengan pengayaan produk-produk lokal berkualitas sehingga mampu menembus pasar domestik Indonesia.
Shana menyebut, saat ini ada 500 produk lokal UMKM Flores yang ditargetkan masuk ke dalam jajaran produk BBI (Bangga Buatan Indonesia) yang saat ini sedang digerakkan pemerintah untuk memperkuat sektor ekraf dengan mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk lokal tanah air dan ia berharap 30 produk lokal UMKM yang sudah ada di Ende bisa masuk dalam jajaran GerNas BBI.
Nah, tantangan kita sekarang ini adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk bisa mencapai target yang sudah kita tetapkan bersama.
"Selain destinasi wisata, kita juga harus memikirkan bagaimana mempersiapkan dan menyatukan berbagai produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing," katanya.
Dalam kesempatan ini, Direktur Industri dan Kelembagaan BPOLBF, Neysa Amelia menekankan pentingnya keberadaan industri pariwisata dan dampak positif yang diberikan kepada masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kenapa industri pariwisata dan ekonomi kreatif itu penting, karena industri ini yang berada di hilir. Kita bisa mendukung ekonomi berbasis masyarakat.
"Siapapun bisa berperan. UMKM, Pemandu Wisata, Travel Agent, Homestay, Usaha Promosi, dan lain sebagainya." Jelas Neysa.
Pengembangan atraksi pariwisata di Kabupaten Ende akan difokuskan terutama pada wisata sejarah Bumi Pancasila (Taman Perenungan, Rumah Pengasingan Bung Karno, Imaculata, Mesjid Rabithah, Dan Lainnya), wisata alam (Kelimutu Geopark), dan wisata budaya Desa Adat sekitarnya (Wologai, Koanara, Dan Lain Sebagainya).
Ketiga atraksi ini akan dioptimalkan kekuatan wisatanya untuk menjaring lebih banyak lagi wisatawan yang datang ke Ende.
Dalam hal aksesibilitas, Pemkab Ende bersama BPOLBF akan menitik beratkan pengembangannya pada pintu masuk utama wisatawan yakni Bandar Udara yang mana akan dilakukan perpanjangan Runway sehingga pesawat yang dapat mengangkut penumpang lebih banyak bisa masuk dan mendarat dengan baik.
Sementara di sisi amenitasnya, penguatan jaringan internet disepanjang jalur Kota Ende - Kelimutu akan menjadi fokus utama dalam program percepatan pembangunan pariwisata ini mengingat kebutuhan jaringan internet sangat penting. (BS)