Pemprov NTT Bentuk Tim Koordinasi Percepatan Penuruan AKI, AKB dan Penangangan Stunting

redaksi - Rabu, 05 Mei 2021 11:55
Pemprov NTT Bentuk  Tim Koordinasi Percepatan Penuruan AKI, AKB dan Penangangan StuntingWagub NTT Yosef Nae Soi saat memberi sambuta pada Pertemuan Pembentukan dan Penetapan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan AKI, AKB serta Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi NTT, di Hotel Aston Kupang, Selasa (4/5). (Foto: Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov NTT) (sumber: null)

KUPANG (Floresku.com) - Pem Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan terbentuknya Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),  Angka Kematian Bayi (AKB) serta Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi NTT.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur NTT Yosef Nae Soi dalam Kata Sambutannya saat membuka Pertemuan dan Penetapan Tim Koordinasi (Pokja) dalam  Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),  Angka Kematian Bayi (AKB) serta Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi NTT, yang berlangsung di Hotel Aston Kupang, Selasa (4/5) 

Turut hadir Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dr. Erna Mulati, Msc. DMFM dan USAID Health Office Director Pamela Foster (secara virtual), Kepala Bappelitbangda NTT Kosmas D. Lana,  Rektor Univ Nusa cendana Kupang Prof. Fred Benu, serta perwakilan dari Mitra pemerintah daerah, para pemangku kepentingan di tingkat provinsi, perwakilan mas media di kota kupang. 

Kegiatan ini dikuti  pula secara virtual oleh pimpinan Bappelitbangda/BP4D dari 22 kabupaten/kota, serta OPD teknis lainnya di seluruh Provinsi NTT.

Tahun 2020  lalu, lanjut Wagub yang biasa disapa Nae Soi,  jumlah kematian ibu di NTT sebanyak 149 kasus dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus, sedangkan angka stunting mencapai 24,2 persen.

"Kondisi ini masih jauh jika dibandingkan dengan target yang dimasukan dalam RPJMD 2018-2023 yaitu tidak adanya kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di NTT.

Dengan kata lain target RPJMD Pemprov NTT untuk kematian ibu melahirkan dan neonates adalah nol kasus," jelas Wagub seperti disebutkan dalam siaran pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov NTT, Selasa (4/5)

Lebih lanjut, Wagub Nae Soi menyatakan, dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB serta penurunan dan pencegahan Stunting diperlukan sebuah kelompok kerja yang akan mengkoordinir semua kegiatan dan upaya pencapaian target tersebut.

“Pemprov NTT telah mempunyai Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting yang dibuat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur NTT dan Surat Keputusan Kepala Bappelitbangda Provinsi Tahun 2019," jelas Nae Soi.

Ia menjelaskan untuk mengakomodir kebutuhan dan sesuai situasi saat ini perlu dilakukan perubahan struktur kelompok kerja tersebut dimana dua kelompok kerja terintegrasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

"Untuk mencapai hasil maksimal Pemerintah Provinsi NTT menggandeng USAID," jelas Wagub Nae Soi

Wakil Gubernur NTT berharap di waktu yang akan datang, praktik kolaborasi program ini harus dapat dikreasikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan terutama peningkatan kualitas dan akses layanan Pendidikan maupun upaya pengurangan angka kemiskinan.

Kita membutuhkan kolaborasi untuk menghasilkan Super team dan bukan sekedar Superman yang bergerak secara sendiri.

"Setiap masukan dan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini harus tercatat dengan baik untuk dirumuskan dalam implementasi kegiatan demi pencapaian target Pemerintah Provinsi NTT, NTT Bangkit – Menuju NTT Sejahtera," kata Josef Nae Soi.

Sementara itu Direktur Kantor Kesehatan USAID Pamela Foster menyampaikan dukungan terhadap Program Momentum untuk mencapai target pemerintah mempercepat penurunan AKI dan AKB di NTT.

USAID mendukung terbentuknya Tim Koordinasi (Pokja) Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Pencegahan dan Penanganan Stunting di NTT.

"USAID akan memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, meningkatkan sistem rujukan dan meningkatkan kualitas data untuk pengambilan keputusan di 22 Kabupaten/kota di NTT” ucap Pamela Foster.

Dalam kesempatan ini sekaligus juga untuk merayakan Hari Bidan International yang jatuh pada tanggal 5 Mei.

Pemerintah Provinsi NTT dan USAID mengapresiasi peran dan dukungan para bidan yang sebagian besar adalah tenaga pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di tingkat masyarakat.

Acara penetapan Pokja yang berdekatan dengan Hari Bidan International ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap KIA.

Selain Launching Pokja percepatan penurunan AKI/AKB dan pencegahan stunting,  pertemuan tersebut juga melaksanakan diskusi panel masing-masing dari perwakilan lembaga antaranya, Bappelitbangda NTT, Dinas Kesehatan NTT, Ketua Pokja Stunting dan perwakilan dari USAID. (EKL) 

RELATED NEWS