Pesan Inspiratif: Allah Menuntut Kesamaan Martabat Pria dan Wanita
redaksi - Jumat, 15 Agustus 2025 00:40
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, dan keduanya punya kedudukan dan martabat yang sama. Keduanya pun punya hak dan kewajiban yang sama.
Meski demikian, kita mesti diakui bahwa laki-laki lain dari perempuan. Keduanya berbeda dalam banyak aspek kehidupan.
Perikop Injil Mat 19:3-12 melukiskan tentang larangan Yesus bagi seorang laki-laki menceraikan isterinya.
Sebab sejak awal mula Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Keduanya dipanggil untuk hidup dalam satu kesatuan menjadi satu daging. Mereka hidup bersama sebagai suami - isteri.
Itulah sebabnya Allah tidak menghendaki perceraian. Lebih lagi, Allah tidak pernah menginginkan seorang laki-laki menceraikan isterinya.
Ketika orang-orang mengangkat kenyataan tentang Musa yang membolehkan seorang suami menulis surat cerai bagi isterinya, Yesus tegaskan bahwa itu terjadi karena ketegaran hati.
Yesus tidak mengizinkan perceraian karena memang sejak awal mula tidaklah demikian. Allah menghendaki perkawinan yang bersifat tetap hingga Allah memisahkan keduanya melalui kematian.
Selain itu, laki-laki dan perempuan punya hak dan kewajiban yang sama. Kalau demikian, tidak hanya laki-laki yang punya hak menceraikan isterinya.
Mestinya perempuan juga punya hak yang sama untuk menceraikan suaminya. Tetapi hal itu tidak diperbolehkan Hukum Musa. Hukum ini tidak adil.
Sebagai pengikut Yesus, kita mesti sadar bahwa perceraian sungguh bertentangan dengan kehendak Allah.
Maka setiap pasangan kristiani mesti memelihara perkawinannya sehingga tetap bertahan dan langgeng.
Sebab perceraian menjadi malapetaka bagi pasangan, anak-anak yang dilahirkan dan keluarga. Dan perceraian adalah tidak adil.
Semogan Tuhan Yesus memberkati semua pasangan suami-istri dan keluarga di mana saja berada.
Kewapante, 15 Agustus 2025