Pesan Inspiratif: Demi Hambanya Perwira Romawi Merendahkan Diri Di Hadapan Yesus

redaksi - Minggu, 15 September 2024 22:03
Pesan Inspiratif: Demi Hambanya Perwira Romawi Merendahkan Diri Di Hadapan YesusPater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

Oleh; Pater Gregor Nule, SVD

Orang yang sungguh mengasihi seseorang bisa buat apa saja untuk kebaikan dan kebahagiaan orang itu. Ia juga bisa korbankan harga diri, perasaan dan materi asalkan orang yang dikasihi  baik dan selamat.

Perikop Injil Lukas 7:1-10  melukiskan tentang seorang perwira Romawi yang sungguh prihatin terhadap keadaan kesehatan hambanya. Betapa besar dan sungguh mengagumkan  perhatian dan kasih kepala pasukan Romawi itu.

Keprihatinannya terhadap hamba yang sakit menunjukkan cinta yang luar biasa.  Ia mesti merendahkan diri di hadapan tua-tua Yahudi dan melalui mereka ia  mohonkan bantuan Yesus. Ia yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan hambanya.

Tetapi, sang perwira juga merasa tidak pantas menerima Yesus di rumahnya maka ia minta bantuan orang lain untuk menyampaikan kepada Yesus agar tidak boleh datang ke rumahnya.

Sang perwira minta agar Yesus hanya mengucapkan kata-kata saja untuk menyembuhkan hambanya. Ia sungguh yakin bahwa kata-kata Yesus punya kuasa menyembuhkan hambanya.

Melihat iman yang sungguh besar dari  perwira kafir itu Yesus bukan hanya memujinya. Tetapi, Yesus sepertinya meminta agar iman perwira Romawi itu menjadi model bagi orang-orang Yahudi.

Itulah sebabnya Yesus berkata kepada orang-orang yang mengikuti-Nya,"Aku berkata kepadamu, di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai",(Luk 7:9).

Sebagai pengikut Yesus, kita hendaknya merasa diri tidak pantas di hadapan Yesus. Hanya dengan demikian rahmat Allah dapat menguasai kita. Sebab sebagai manusia kita rapuh serta tidak bebas dari dosa dan salah. Kita sungguh hina di hadapan Yesus, Anak Allah.

Kita juga mesti percaya kepada kuasa Sabda Allah. Melalui Sabda-Nya Allah dapat membebaskan kita dari kuasa setan dan belenggu-belenggu lainnya, seperti penyakit, penderitaan dan kematian.

Kita juga selalu membaca dan mendengarkan Sabda Allah. Tetapi, sering kita ragu-ragu dan kurang percaya kepada kuasa Allah melalui sabda+Nya, serta melalui peristiwa-peristiwa hidup.

Karena itu, hendaknya kita dengan penuh keyakinan mengucapkan doa,"Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh". Semoga!

Kewapante, 16 September 2024. ***

RELATED NEWS