Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Zakharia dan Elisabet adalah pasangan yang saleh. Mereka teguh beriman, terus-menerus berdoa dan taat pada perintah-perintah Tuhan.

Tetapi, mereka tidak punya anak. Elisabet tidak bisa melahirkan anak. Dan menurut keyakinan Yahudi wanita yang tidak bisa punya anak dianggap malang, atau bahkan terkutuk.

Meski demikian, mereka setia kepada Tuhan. Mereka terus-menerus berdoa dengan penuh harapan. Akhirnya Allah mendengarkan doa mereka  dan memberikan mereka seorang anak.

Perikop Injil Luk 1:57-66 melukiskan tentang sukacita karena kelahiran seorang anak dari pasangan lansia Zakharia dan Elisabet.

Para tetangga dan sanak keluarga bersulacita karena Tuhan telah menunjukkan rahmatNya yang begitu besar kepada Elisabet dan Zakharia.

Elisabet beralih dari wanita malang dan terkutuk menjadi wanita yang penuh kasih karunia karena Allah telah berkenan kepadanya.

Zakharia pun beralih dari bisu menjadi orang yang bisa berbicara lagi sambil memuji dan memuliakan Tuhan.

Tuhan selalu setia pada janjiNya dan Tuhan pun tetap memperlihatkan kasihNya kepada orang kecil, sederhana dan penuh harapan.

Sebagai pengikut Yesus, kita hendaknya terus berdoa dengan penuh iman dan harapan, meskipun sering kita merasa seolah-olah Allah tidak memperhatikan doa dan keluh kesah kita.

Allah yang kita imani adalah Allah yang setia pada  janjiNya. Terkadang kita merasa Allah jauh dari kita. Padahal sebetulnya kitalah yang menutup diri terhadap Allah dan menjauhkan diri dari kasihNya.

Karena itu, seperti Zakharia dan Elisabet yang mengalami kasih karunia Allah pada waktunya dengan kelahiran Yohanes, setiap kita akan mengalami kasih ksrunia Allah pada waktunya.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu!

Kewapante, 23 Desember 2025. ***