Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Kasih itu mudah diucapkan. Seseorang akan mudah berbicara tentang kasih, dan bahkan ia bisa menyapa yang  lain sebagai kekasih atau sayang.

Tetapi, dalam hidup sehari-hari kita sulit mewujudkan kasih yang sesungguhnya. Sering orang saling menyapa sebagai sayang atau saudara.  Tetapi sebutan itu sering cuma merupakan ucapan bibir dan basa-basi.

Perikop Injil Yoh 15: 12-17 mewartakan tentang perintah Yesus kepada para murid agar saling.mengasihi seorang kepada yang lain.

Kasih sejati mempunyai tuntutan berat. Yesus mengasihi manusia dan menyebutnya sebagai sahabat.

Bagi Yesus seorang sahabat mempunyai kedudukan yang sama dan punya hak untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah dan kehendak Allah bagi manusia.

Kalau Yesus yang adalah Tuhan telah mengasihi dan memperlakukan kita sebagai sahabat. Maka setiap manusia mesti saling mengasihi dan saling memperlakukan sebagai sahabat.

Sapaan  sahabat.punya konsekuensi berat. Tidak pantas manusia saing perlakukan sebagai tuan dsn hamba. Bos atau anak buah. Sebaliknya di hadapan Allah semua manusia sama dan sederajat.

Sebagai pengikut Kristus kita mesti saling mengasihi. Dan kita mesti jadikan pola Yesus mengasihi manusia sebagai cara tepat kita saling mengasihi.

Kita juga mesti saling memperllakukan sebagai saudara dan sahabat. Kita mesti saling menghormati. Kita saling memperlakukan dengan baik. Kita tidak saling membedakan di antara kita.

Inilah kasih sejati yang mesti menjiwai seluruh hidup dan tingkah laku kita. Inilah kasih sejati yang menjadikan kita sama dan sederajat.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu.

Kewapante, 23 Mei 2025lakukan sebagai saudara dan sahabat. Kita mesti saling menghormati. Kita saling memperlakukan dengan baik. Kita tidak saling membedakan di antara kita.

Inilah kasih sejati yang mesti menjiwai seluruh hidup dan tingkah laku kita. Inilah kasih sejati yang menjadikan kita sama dan sederajat.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu.

Kewapante, 23 Mei 2025. ***