Pesan Inspiratif: Kecaman Yesus

redaksi - Selasa, 16 Juli 2024 05:52
Pesan Inspiratif: Kecaman YesusPater Gregor Nule, SVD (sumber: Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

YESUS  adalah Guru yang mengagumkan. Banyak pendengar mengagumi kehebatan Yesus,karena Dia mengajar dengan penuh kewibawaan, tidak seperti guru-guru agama Yahudi.

Yesus mengajar dan mewartakan Kerajaan Allah, kehendak dan perintah-perintah Allah melalui pelbagai  cara, seperti kotbah, ajakan, dan nasehat. Yesus juga gunakan ancaman dan kecaman.

Ancaman atau kecaman digunakan Yesus ketika berhadapan dengan orang Farisi, ahli Taurat, dan orang-orang yang berpendidikan. Ancaman dan kecaman bukanlah ungkapan kemarahan, tetapi terutama kekecewaan Yesus terhadap ketegaran dan kebutaan hati.

Yesus mengecam orang-orang yang sudah tahu dan paham, tapi berpura-pura dan buat seolah-olah tidak tahu. Mereka sebenarnya mengenal  perintah-perintah dan kehendak Allah, tetapi dengan tahu dan mau mengabaikannya dan tidak melaksanakannya.

Yesus mengecam Khorazim, Bethsaida dan Kapernaum, (Mat.11, 21). Inilah kota-kotta yang dikecam Yesus karena ketertutupan dan kebutaan hati mereka. Yesus telah melakukan banyak mukjizat dan tanda heran di kota-kota itu,  tetapi mereka tidak bertobat dan percaya kepada Tuhan. Mereka tetap tegar hati dan keras kepala.

Itulah sebabnya Yesus kecewa, sedih dan mengecam mereka. Dan sebagai ejekan Yesus membandingkan mereka dengan orang Tirus, Sidon dan Sodom, kota-kota kafir, jahat dan banyak melakukan ketidakadilan. Tetapi mereka terbuka terhadap Yesus dan ajaran-Nya. Mereka bisa saja bertobat dan berbalik kepada Allah jika Yesus melakukan mukjizat dan tanda heran di sana.

Melalui ancaman dam kecaman Yesus ingin agar mereka sadar, bertobat dan percaya kepada Tuhan yang menjamin keselamatan dan kehidupan.  Yesus tidak marah. Tetapi, Ia kecewa dan kesal atas sikap pura-pura dan kemunafikan.  

Semoga kita cepat sadar, membenahi diri dan bertobat dari dosa dan salah. Yesus tidak harus mengecam dan mengancam kita. Kita  mesti cepat tanggap, peka dan mau kembali kepada jalan hidup yang benar. Kita bertobat dan kembali kepada Allah. Semoga!

Kewapante,  16 Juli 2024

RELATED NEWS