Pesan Inspiratif: Melayani, Bukan Dilayani

redaksi - Kamis, 25 Juli 2024 05:00
Pesan Inspiratif:  Melayani, Bukan DilayaniPater Gregor Nule, SVD (sumber: Dokpri)

Oleh: Pater Gregot Nule, SVD

MELAYANI adalah kata yang mudah diucapkan. Orang sering gunakan kata pelayanan sebagai alasan untuk mencari kerja, kedudukan dan menerima satu tugas atau jabatan tertentu.

Tetapi, yang sering terjadi  bukanlah demikian. Ketika seseorang sudah mendapat jabatan atau kedudukan tertentu maka ia justeru tuntut penghormatan, perlakuan khusus dan pelayanan. Ia akan tersinggung dan marah jika tidak mendapat perhatian khusus.

Itulah sebabnya Yesus mengingatkan kedua anak Zebedeus bersama ibu mereka yang datang kepada Yesus untuk minta jabatan, yakni menjadi pengawal Yesus, duduk di sebelah kiri dan sebelah kanan-Nya dalam kerajaan Yesus. Soal itu ada dalam kuasa Bapa di surga untuk menentukannya.

Hal utama yang diminta Yesus sebagai syarat menjadi rasul Yesus dan kelak punya hak duduk dekat Yesus dalam kerajaan-Nya adalah bersedia minum cawan yang diminum Yesus serta rela menjadi pelayan dan hamba dari dan untuk semua.

Yesus berkata, "Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara.kamu, hendaklah ia menjadi hambamu...", (Mat 20, 26-27).

Dan model pelayan atau hamba yang benar dan sejati adalah Yesus, Tuhan. Sebab Yesus sendiri tegaskan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menjadi tebusan bagi banyak orang.

Tujuan Yesus datang ke dunia adalah  semata-mata untuk kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan semua manusia. Maka Yesus rela mengorbankan segalanya dan rela mati di salib. Semuanya dilakukan atas dasar cinta  dan kerelaan hati yang tulus.

Peringatan Yesus kepada keduabelas rasul berlaku juga untuk kita. Kita punya kedudukan, jabatan dan kepercayaan tertentu dalam masyarakat, Gereja atau pemerintahan. Kita sering sebut diri sebagai pelayan, abdi dan bahkan hamba dari dan bagi.semua.

Kita mohonkan dari Tuhan hati yang penuh cinta dan kerelaan berkorban dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita sehari-hari.

Semua yang kita lakukan karena cinta dan dengan suka rela, bukan terpaksa atau karena merasa wajib, akan mendatangkan sukacita dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Kewapante, 25 Juli 2024

RELATED NEWS