Pesan Inspiratif: Menangis
redaksi - Selasa, 22 April 2025 21:29

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Menangis adalah ungkapan perasaan yang paling mendalam. Orang bisa menangis karena sukacita, atau terharu, kecewa atau karena sedih.
Umumnya orang menangis karena kematian seorang anggota keluarga atau sahabat atau orang yang punya hubungan kedekatan tertentu.
Perikop Injil Yoh 20:11-18 melukiskan tentang peristiwa setelah Yesus dihukum mati. Maria Magdalena bersama sejumlah wanita pergi ke kubur untuk meminyaki jenasah Yesus.
Ternyata kubur berada dalam kosong. Reaksi Maria Magdalena adalah menangis. Ia menangis karena jenasah orang yang sungguh ia kasihi tidak ada di tempatnya.
Bagi Maria Magdalena kubur kosong berarti jenasah Yesus dicuri atau @#dipindahkan ke tempat lain. Maria merasa sungguh kehilangan. Ia tidak berdaya apa pun.
Maka Maria Magdalena tidak bisa lakukan suatu apa pun kecuali menangis. Ia merasa sungguh kehilangan segalanya.. Yesus telah mati di salib. Ditambah lagi, jenasahnya telah hilang.
Bagi Maria Magdalena menangis adalah ungkapan rasa sedih, kehilangan dan rasa tak berdaya. Yesus telah mati secara keji dan lebih lagi, jenazah-Nya telah diambil orang.
Sebagai pengikut Yesus, sering kita menangis karena kematian orang kita kasihi. Menangis sebagai ungkapan rasa duka dan kehilangan.
Kita juga menangis karena kecewa. Apa yang kita inginkan tidak kita dapatkan. Ada pengkhianatan dan ketidaksetiaan. Ada janji yang yang begitu saja dilanggar.
Sering kita juga bisa menangis karena tidak mendapatkan penghargaan sepantasnya. Kita disepelekan, tidak dipedulikan dan diperlakukan tidak manusiawi.
Menangis sebagai ungkapan ketidakberdayaan. Tetapi, menangis adalah ungkapan tulus perasaan yang mendalam. Bukan tanda kekanak-kanakan.
Semoga kita belajar untuk ungkapkan perasaan secara tulus. Apabila kita mesti tertawa maka sepantasnya kita tertawa. Dan apabila kita mesti maka seharusnya menangis.
Kita tidak boleh bersandiwara. Semoga!
Kewapante, 22 April 2025