Pesan Inspiratif: Nasib Pembela Kebenaran Laksana Telur di Ujung Tanduk

redaksi - Rabu, 28 Agustus 2024 23:01
Pesan Inspiratif: Nasib Pembela Kebenaran Laksana Telur di Ujung TandukPater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule SVD

ORANG selalu ingin hidup lurus dan benar. Orang benar punya tempat di hati banyak orang dan berkenan kepada Tuhan.  Dan, cukup banyak  orang berjuang membela dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Tetapi, tidak jarang orang yang membela dan memperjuangkan kebenaran mendapat banyak tantangan dan penolakan. Bahkan nyawanya selalu terancam.

Mereka dimarahi dan dibenci. Kata-kata mereka bisa menjadi ancaman dan tusukan  bagi orang yang melakukan ketidakadilan dan mengobrak-abrik kebenaran.

Perikop Injil Mark 6,17-29 melukiskan tentang nasib malang yang dialami Yohanes Pembaptis. Ia menegur raja Herodes karena mengambil Herodias, isteri Philipus, menjadi isterinya. Suatu tindakan yang sangat tidak pantas, apalagi dilakukan oleh raja terhadap bawahannya.

Teguran Yohanes membuat Herodias, yang berambisi menjadi permaisuri raja, marah besar dan membencinya. Herodias ingin menghabisi Yohanes.

Dan, keinginan Herodias dipenuhi raja Herodes, khususnya saat perayaan HUT kelahirannya.  Ia berjanji memberikan apa saja kepada puteri Herodias yang menyukakan hati para tamu dengan tariannya.

Hanya karena Herodes tidak mau kehilangan muka dan  malu di hadapan tamu-tamunya maka meskipun dengan berat hati ia tetap saja memerintahkan orang memenggal kepala Yohanes Pembaptis.

Memang rasa malu, kemarahan dan kebencian umumnya bisa membutakan mata dan hati serta mendorong orang  melakukan kejahatan dan bahkan pembunuhan terhadap orang yang tak bersalah.

Kita belajar dari Yohanes Pembaptis agar berani berjuang melawan kejahatan dan dosa di tengah lingkungan masyarakat dan Gereja. Mungkin kita ditolak, tidak disukai dan dibenci.

Tetapi, kita mesti berani berkorban untuk perjuangkan serta bela kebenaran dan kebaikan. Kita mesti berani mati demi kebenaran dan kebaikan bersama.

Kita juga mesti menghormati milik orang lain. Menghindarkan dan mengikis habis sikap serakah Herodes dalam diri kita masing-masing. Kita mesti bertobat dan tidak merampas isteri atau suami orang lain..

Kita tidak boleh ikuti sikap Herodias dan Herodes yang  membela diri dan ingin menutupi kejahatannya  dengan  membenci dan membunuh orang yang menegurnya. Jika salah kita mesti.akuinya dan bertobat.

Semoga santo Yohanes Pembaptis mendoakan kita agar berani membela dan memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kebaikan bersama.

Kewapante, 29 Desember 2024. ***

RELATED NEWS