Pesan Inspiratif: Puasa yang Benar
redaksi - Jumat, 07 Maret 2025 09:05

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
MASA prapaskah sering disebut masa puasa atau masa tobat. Mungkin yang diutamakan adalah kesempatan untuk bertobat dan berpuasa.
Selama masa prapaskah umat beriman dipanggil untuk menyadari dosa dan salah, bertobat dan mendapatkan pengampunan dari Allah.
Selain itu, umat beriman diberi kesempatan untuk melakukan tindakan puasa. Maka puasa berarti buat komitmen untuk mengurangi makan dan minum, membatasi tindakan-tindakan yang merugikan diri dan sesama.
Perikop Injil Mt 9:14-15 melukiskan tentang puasa yang benar dan berkenan kepada Tuhan.
Yesus menanggapi kritikan murid-murid Yohanes yang mempersoalkan murid-murid Yesus yang tidak berpuasa.
Yesus menegaskan bahwa para murid-Nya tidak perlu berpuasa ketika Yesus sebagai sang Mempelai sedang berada di tengah mereka.
Bagi Yesus puasa tidak hanya berarti menjalankan tradisi atau kebiasaan-kebiasaan melalui sikap dan perbuatan-perbuatan nyata dan kelihatan. Puasa sejati tidak sekedar berarti mentaati aturan dan ketetapam tertenru.
Yesus menuntut puasa yang mengubah hati seseorang sehingga hidup dan perbuatannya berkenan kepada Tuhan dan bersatu dengan-Nya.
Karena iru, sangatlah tepat bahwa para murid tidak perlu berpuasa ketika Yesus berada di antara mereka. Para murid telah hidup bersama dengan Yesus. Para mesti alami kedamaian berada bersama Yesus.
Sebagai murid Yesus kita perlu menghayati puasa yang benar. Kita tidak perlu melakukan sesuatu supaya dilihat dan dipuji orang. Kita juga tidak wajib melakukan tradisi dan aturan puasa tertentu hanya untuk melakukannya.
Tetapi, kita mesti mentaati perintah-perintah Tuhan dan hidup benar sebagai anak-anak Allah. Kita mentaati perintah Allah bukan karena takut dihukum melainkan karena cinta kepada Allah.
Semoga selama masa puasa kita semakin membangun cinta kepada Allah dan kepada sesama. Kita bersatu dengan Allah dan sesama. Amen.
Kewapante, 7 Maret 2025