Pesan Inspiratif: Rela Mati Demi Kebenaran dan Keadilan
redaksi - Sabtu, 03 Agustus 2024 08:41Oleh: Gregor Nule, SVD
KEBENARAN dan keadilan menunjukkan hakekat Allah sendiri. Allah adalah kebenaran dan keadilan. Maka orang yang sungguh mengimani dan mencintai Allah haruslah mencintai kebenaran dan keadilan.
Dan, orang yang mengimani dan mencintai Allah mesti mati-matian membela dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Apa pun tantangan dan hambatannya. Apa pun risikonya.
Injil hari ini (Mat 14, 3-12) melukiskan tentang keberanian dan perjuangan Yohanes Pembaptisan membela kebenaran.
Ia mengritik tindakan raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri saudaranya, philipus, menjadi isterinya. Philipus adalah rakyat kecil yang tak berdaya apa pun di hadapan kuasa raja jahat, bernafsu dan bengis. Philipus takut tak bersuara dan pasrah.
Oleh keberanian dan komitmen Yohanes Pembaptis membela kebenaran dan keadilan, ia dipenjarakan. Selanjutnya, karena tidak mau kehilangan muka di hadapan tamu-tamunya, Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis.
Herodes permintaan puteri Herodias, yakni kepala Yohaes Pembaptis, hanya karena mau pertahankan harga diri, kendati pun keputusannya bertentangan dengan kata hati nuraninya. Herodes bersedia membunuh orang tak bersalah karena takut terhadap manusia.
Ketika Allah tidak dipedulikan serta kebenaran dan keadilan diinjak-injak maka orang bisa melakukan kejahatan apa saja, termasuk membunuh manusia lain.
Sebagai pengikut Kristus, kita punya tanggung jawab untuk memperjuangkan dan membela kebenaran. Pertama-tama kita mesti hidup benar dan bertindak adil. Kita tidak hanya omong tentang kebenaran dan keadilan.
Lebih lagi, ketika berhadapan dengan korban perlakuan jahat dan tidak adil, orang yang diinjak-injak hak dan martabatnya mesti dan dilindungi.
Kita lakukan semuanya ini atas dasar kasih. Maka kita mesti rela berkorban, termasuk rela mati untuk membela dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran serta korban ketidakadilan.
Tidak boleh diam terhadap ketidakadilan dan pelaku ketidakadilan serta pelanggar HAM. Diam berarti kita mendukungnya. Diam berarti ikut serta dan bekerja sama melakukan ketidakadilan dan menginjak-injak orang lain serta membiarkan kejahatan semakin merajalela. Semoga!
Kewapante, 03 Agustus 202.