Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Seorang pemimpin diharapkan menjadi panutan. Karena ia berbicara, mengajar serta memberikan arahan dan perintah.

Seorang pemimpin juga diminta untuk memberikan teladan yang baik melalui sikap dan perbuatan atau tingkah lakunya. Antara kata-kata dan perbuatan mesti selaras.

Perikop Injil Mat 21:1-12 melukiskan tentang awasan kepada para murid-Nya agar mendengarkan ajaran para pemimpin agama Yahudi,  tetapi tidak mengikuti sikap dan perbuatan mereka.

Sebab mereka hanya omong, mengajar dan memberi perintah atau aturan, tetapi mereka.sendiri tidak melaksanakannya. Mereka.hanya omong-omong, tetapi tidak buat apa-apa.

Kalau mereka buat sesuatu pun itu untuk pamer supaya dilihat orang sehingga mendapatkan apresiasi dan pujian. Perbuatan mereka tidak tulus.

Sebaliknya, mereka membebankan orang-orang kecil dengan banyak aturan. Mereka memanfaatkan orang-orang kecil dan sederhana untuk kepentingan mereka.

Mereka hidup dalam kenyamanan dan kelimpahan, sebaliknya orang-orang miskin dan sederhana terus terbebani dan menderita.

Sebagai pengikut Yesus  kita diminta untuk mengusahakan hidup yang baik dan benar. Kita tidak hanya omong tetapi melakukan apa yang kita ajarkan.

Kita  jangan hanya pintar omong tetapi tidak lakukan apa yang kita sampaikan lewat kata dan ajaran.

Sebab orang lebih percaya kepada mereka yang lakukan atau praktekkan apa yang mereka ajarkan dan nasehati. Jika tidak demikian maka kita akan disebut tong kosong yang nyaring bunyinya.

Seorang beriman sejati mesti menjadi tokoh panutan karena memiliki keseimbangan antara kata-kata dan perbuatan.

Kita menjadi saksi Kristus karena hidup, kata dan perbuatan kita menampilkan iman kita kepada Allah. Kita omong tentang cinta kasih dan kita juga memperhatikan orang-orang miskin, sederhana dan sakit.

Semoga Tuhan Yesus.memberkati kita selalu agar menjadi orang baik dan benar.  Amen..

Kewapante, 18 Maret 2025