Pesan Inspiratif: Yesus Mencela Kemunafikan

redaksi - Minggu, 24 Agustus 2025 22:18
Pesan Inspiratif: Yesus Mencela KemunafikanPater Gregor Nule, SVD (sumber: WAG Ledalero 1984)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

ORANG munafik selalu memutar balikkan fakta. Yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi benar. Yang lurus menjadi bengkok, dan sebaliknya yang bengkok menjadi lurus.  

Orang munafik sulit dipercaya oleh siapa pun, kecuali oleh orang yang sama-sama munafik. Sebab orang munafik tidak bisa memberikan kepastian apa pun. Orang munafik hanya dapat menciptakan kekacauan.

Dalam perikop Injil Mat 23:13-22 Yesus menyebut orang Farisi,  ahli Taurat dan para pemimpin sebagai munafik.

Sebab mereka mengajar tapi tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Ajaran mereka juga dapat mengacaukan pemahaman yang benar tentang jalan Tuhan.

Mereka tidak mengajarkan perintah Allah yang benar. Mereka justeru mengajarkan perintah-perintah manusia yang  menguntungkan mereka sendiri.

Sebaliknya, orang-orang kecil dirugikan,   dan bahkan dimanfaatkan  untuk kepentingan dan kebaikan orang Farisi, ahli Taurat dan.para pemimpin agama.

Mereka  mengajarkan kebohongan sehingga orang yang.mengikuti ajaran mereka pasti sesat. Kemunafikan dan kebohongan selalu berjalan bersama.

Itulah sebabnya  Yesus mencela dan menghukum mereka dengan sebutan "celakalah". Kata-kata Yesus ini sangat keras dan bahkan kasar. Dan sebetulnya kata celakalah tidak pantas keluar dari mulut Yesus.

Tetapi, rupanya sebutan itu tepat. Karena orang Farisi,  ahli Taurat dan para pemimpin agama  tahu akan apa yang mereka lakukan. Dan, mereka lakukan semuanya dengan tahu dan mau.

Semuanya dimaksudkan untuk mencari keuntungan diri dan sebaliknya, orang-orang kecil menjadi takut dan selalu bergantung pada mereka.  

Sebagai pengikut Yesus kita berusaha agar selalu mengatakan yang benar. Kita juga tidak boleh memanfaatkan orang lain, khususnya mereka yang kecil dan sederhana untuk kepentingan kita.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu!

Kewapante, 25 Agustus 2025. ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS