Pj Bupati Nagekeo Hadiri Acara Penandatangan MoU antara Yayasan Care Peduli dan PT Inaro Tujuh Belas
redaksi - Minggu, 03 Maret 2024 08:38JAKARTA (Floreskiku.com) – menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Kemitraan Strategis untuk Mendukung Komitmen Industri Dirgantara dalam Penanganan Isu Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial Sosial di Indonesia di Ajang Bali International Airshow 2024.
Penadatangan MoU terdebut dilakukan di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung Kemenko Maritim, Jumat, 1 Maret 2024, pagi.
Kerjasama ini diinisiasi Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi yang merupakan juru bicara bapak Luhut Binsar Panjaitan.
Selain Jodi Mahardi, penandatangan MoU ini disaksikan pula oleh CEO Yayasan Care, Bapak Abdul Wahid Situmorang beserta jajaran, Dewan Pengawas Yayasan CARE Peduli, - Senior Program Associate Climateworks Foundation, Marketing Research Analyst PT. Dirgantara Indonesia, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Perwakilan Provinsi NTT, Pj. Bupati Nagekeo, Kepala Pusat Penerangan TNI AU dan Pj. Nagekeo, Raymundus Nggajo.
Pj Bupati Nagekeo diundang secara khusus ke acara penandatanganan MoU ini karena lokasi inplementasi program sosial tersebut akan difokuskan ke NTT dan salah satunya di Kabupaten Nagekeo.
Kepada media ini, Bupati Raymundus Nggajo mengatakan Upaya-upaya ini dilakukan oleh Kemenko Marves Sebagai bentuk dukungan Kemenko Marves bagi dua putra daerah yang ditugaskan sebagai pejabat di NTT yaitu Pj. Gubernur dan Pj Bupati Nagekeo.
- Yoh 2: 13-25, Bacaan Injil Hari Minggu Prapaskah III, 03 Maret 2024
- 1Kor 1:22-25, Bacaan II Hari Minggu Prapaskah III, 03 Maret 202
Dalam Kata Sambutannya, Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan Nota Kesepahaman "Kemitraan Strategis Untuk Mendukung Komitmen Industri Dirgantara Dalam Penanganan Isu Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial di Indonesia" adalah salah contoh bentuk kerja sama nyata entitas di luar pemerintah dalam mendukung pencapaian program nasional.
“PT INARO dan Yayasan CARE membuka peluang bagi banyak pihak untuk turut berperan dalam proses tercapainya tujuan nasional di bidang Penurunan Emisi di tahun 2030, Perlindungan Keanekaragaman Hayati, Penurunan Sampah Plastik di tahun 2025, dan Penurunan Angka Stunting dan Generasi Emas di 2024,” ujarnya.
Lebih lanjut Jodi Mahardi mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat mendorong partisipasi para pelaku bisnis industri dirgantara, baik nasional maupun internasional, untuk berkontribusi dalam penanganan berbagai isu, mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga sosial, serta dalam pemberdayaan lintas sektor yang akan diimplementasikan pertama kali di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Nagekeo.
Dia menerangkan bahwa penandatanganan MoU merupakan bagian dari penyelenggaraan ajang Bali Internasional Airshow 2024 (BIA), yang akan diselenggarakan pada 18-21 September 2024 di Bali.
“Kami berpandangan bahwa ini adalah kesempatan baik untuk menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mendukung pengentasan masalah di sektor lingkungan, kesehatan, dan sosial di Indonesia,” ujarnya.
Event ini akan menampilkan lebih dari 300 perusahaan dari lebih dari 35 negara, menunjukkan potensi besar jika dikelola dengan baik.
Dari kolaborasi ini, katanya lagi, kita juga ingin menunjukkan bahwa pelaksanaan BIAS juga memberi dampak langsung kepada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut dia, setelah 28 tahun absen, BIAS hadir dengan wajah baru. Kita berupaya untuk menegaskan bahwa event ini tidak hanya berpengaruh pada eksistensi industri aviasi nasional saja, namun ada komitmen positif tambahan yang berkaitan dengan keberlanjutan, pada kesejahteraan orang banyak.
- Mazmur Tanggapan, Hari Minggu Prapaskah III, 03 Maret 2024
- Kel. 20: 1-17, Bacaan I, Hati Minggu Prapaskah III, 03 Maret 2024
Jodi Mahardi kemudian menekankan bahwa masyarakat perlu mengetahui bahwa pemerintah sangat concern dan berkomitmen untuk menjaga lingkungan hidup.
Sebagai contoh, pada sektor dirgantara dan penerbangan, kita telah mendorong pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk terus dikembangkan agar dapat menurunkan angka emisi karbon dan efek rumah kaca.
Bahkan di perhelatan BIAS tahun ini, saat kita lihat ada peluang, kita ajak dan dorong para pelaku usaha dan industri untuk berkolaborasi agar turut andil dalam perlindungan ekosistem.
“Hal ini sangat sejalan dengan visi kemaritiman nasional dan wisata bahari, serta diharapkan dapat mendukung target penurunan emisi nasional,” tandasnya.
Jodi Mahardi menambahkan, melalui MoU ini, Kemenko Marves ingin menunjukkan bahwa pemerintah tetap fokus untuk menjaga komitmennya dalam memajukan kerja sama Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island State/AIS Forum) melalui berbagai program.
“Diharapkan Nota Kesepahaman ini akan memberikan nuansa baru dalam upaya Indonesia mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan Masyarakat,” katanya.
Kemudian, katanya pula, untuk memastikan bahwa nota kesepahaman ini dapat terlaksana dengan baik di kemudian hari, sebagai masukan terhadap seluruh pihak, Kemenko Marvesi berpandangan perlu adanya mekanisme pemantauan dan evaluasi yang kuat.
“Kita juga perlu memastikan komunikasi berjalan dengan baik meskipun kedepannya akan banyak tantangan yang dihadapi dalam proses implementasi niat baik ini. Sebagai komitmen dukungan Kemenko Marves, kami pastikan bahwa seluruh bagian akan sangat terbuka untuk bisa diajak berdiskusi dalam proses pelaksanaannya nanti,” pungkasnya. (San).