Presiden Jokowi: Untuk Atasi Stunting Sesuai Target 14 Persen pada 2024, Kita Perlu Kerja Terpadu
redaksi - Kamis, 24 Maret 2022 11:56SOE (Floresku.com) - Dari Kota Kupang Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU, dan mendarat di Helpad halaman Kantor Bupati TTS disambut dengan Tarian Telsain dan pengalulan Natoni (selendang tenun ikat TTS).
Dari sana, Presiden dan rombongan meninjau ke rumah-rumah warga dan berdialog dengan beberapa keluarga yang anaknya mengidap stunting.
Dalam keterangan singkat kepada media, Presiden Jokowi, mengatakan “tadi saya lihat sendiri di lapangan soal kondisi keluarga dan anak-anak yang mengidap stunting.”
“Dari dari situ saya melihat bahwa masalah stunting tidak hanya masalah gizi anak, tapi melainkan masalah pemahaman tentang kehidupan berkeluarga,” ujar Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, lanjut Presiden, untuk mengatasi stunting kita tidak hanya menangani masalah gizi atau asupan bagi anak-anak, tapi juga pemeberian pemahaman kepada keluarga.
Artinya, kepada keluarga muda atau calon pengantin harus dilakukan pendampingan dan pemberian pemahaman yang memadai tentang masalah kesehatan keluarga dan perencanaan kelahiran anak.
“Ini penting supaya mereka dapat melakukan persiapan yang baik mengenai anak-anak yang akan dilahirkan. Walau pun punya uang cukup, tapi kalau tidak punya pemahaman mengenai kesehatan dan gizi maka masalah stunting akan terus muncul,” jelas Jokowi.
“Yang kedua, tadi saya juga perhatikan bahwa umumnya anak-anak stunting berada di rumah-rumah yang tidak layak huni atau belum memenuhi standar kesehatan. Oleh karena itu, untuk mengatasi stunting kita haruskan melakukan intervensi di bidang perumahan,” tandasnya.
Menurut Presiden, target kita stunting ditekan menjadi 14 persen pada 2024. Untuk mencapai target tersebut kita akan intervensi di bidang gizi, tapi juga di bidang perumahan. Untuk itu saya harap, pemerintah daerah kabupaten dan provinsi dan semua lembaga terkait melakukan intervensi secara terpadu.
“Satu lagi, yang juga menjadi perhatian adalah mengenai air bersih. Kita tahu bahwa di NTT, masalah air bukan perkara yang mudah. Jadi, kita harus segera melakukan intervensi untuk penyediaan air minum bersih juga. Kalau semuanya dilakukan dengan baik dan secara terpadu, saya yakin masalah stunting akan bisa diatasi.”
"Tanpa kerja intervesi dan kerja terpadu dari pemerintah kabupaten, pemrintah kota, provinsi dan pemerintah pusat, saya kira apa yang targetkan akan sulit tercapai," pungkasnya. (Silvia). ***