PUISI-PUISI Guidella Arisona
redaksi - Jumat, 15 April 2022 11:45Getsemani dan Kisah yang Membeludak
Bukit cinta
Dalam curamnya gelisah
Pekatnya awan menuju malam
Tetap saja kisah indah kau tabur
Getsemani..
Kau lantunkan doa seorang diri
Sementara yang lain terlelap dalam mimpi
Tiba-tiba di balik pekatnya awan gelap
Berdiri segerombolan bertubuh tegap
Siap siaga segera menangkap
Layaknya menangkap penjahat kelas kakap
Kau menyerah bukan karena bersalah
Kau melawan bukan karena lemah
Cinta-Mu terlanjur dalam
Engkau mati genaplah rencana Allah
Bebaskan kami yang hina
Getsemani..
Sekejap sepi
Sesaat sebelumnya jadi saksi bisu penyerahan diri
Kasak-kusuk kisah membeludak
Darah-Mu
Darah-Mu
Mengalir terarah, menetes...
Sejukkan bumi
Darahmu...
Dari balik pelupuk dusta kematian
Aku memandang dengan mata duka
Hari ini, dan setiap hari yang sama setiap tahun
Jiwaku naik di atas sayap kenang-kenangan
Terbang menuju Golgota
Sang saksi bisu kekejaman dunia
Darahmu...
Sepanjang jalan darahmu berserak
luka sekujur tubuh
Menganga..
Di bawah ganasnya sang raja siang
Sekujur tubuh penuh luka dibakar...
Dengan kayu salib tetap kau panggul
Deritaku kau tanggung..
Hinaku tak kau perhitungkan
Meski jalan-Mu kelewat berat
Pekikan demi pekikan hina dilontarkan
Tanpa sesal, tanpa amarah
Kau sabar
Darahmu...
Di bawah ganasnya sang raja siang
Kau merintih..
Mendesah
Dalam balutan piluh kekejaman dunia
Dicambuk oleh kekhilafan dunia
Dipaku pada palang hina
Kau tetap setia
Sampai Wafat
Darahmu..
Hayalku menari-nari
Membawaku pada ingatan sejarah ribuan tahun silam
Yerusalem konon penuh dengan wajah dusta dan kejam
Menyuarakan kebenaran yang nyatanya salah
Suara lantang sebabkan Kematian
Duka teramat dalam
Tetap saja keselamatan yang kau janjikan
Cinta kau sematkan
Damai kau tinggalkan
Mohon rincinkan padaku apa arti salib-Mu
Sebab dunia sekarang penuh hirup-pikuk kedustaan
Guidella Arisona
Mahasiswa Unika santu paulus Ruteng