Jakarta

Mengisap hawa kesendirian
Membayang hutan penuh udara
Mengenang embun pada pagi kesepian

Tapi tak ada apa-apa
Hanya suara-suara yang tidak kukenal

Hingar-bingar!
Tak seperti angin di atap telaga
Atau air di dalam rimba kehidupan

Lalu aku sadar
Nafasku separuh hilang
Telah mati di tengah kota yang sesak
Jakarta
 

Sepenggal Doa

Ada seseorang yang tetap tegar
Meski hampir kalah melawan lapar
Ada juga yang tetap cinta
Meski ia tak akan dapat apa-apa

Ada juga yang menyerah begitu saja
Memilih untuk lebih cepat putus asa
Seperti aku

Seperti arang menjelma abu
Separuh harapku telah menjadi debu
Masihkah pantas aku menangis di pangkuan-Mu?