Radina Ali, Sosok Wanita Ulet di Trotoar Jalan, Kawasan Pasar Senja, Kota Larantuka

redaksi - Sabtu, 07 Agustus 2021 17:36
Radina Ali, Sosok Wanita Ulet di Trotoar Jalan, Kawasan Pasar Senja, Kota LarantukaRadina ali (sumber: PK)

LARANTUKA (Floresku.com) - Radia Ali (46 tahun) adalah sosok wanita ulet. Betapa tidak,  sebagai wanita singel ia tidak mau menyerah pada keadaan. Sebaliknya,  ia mengadu nasib dengan menjadi pedagang kaki lima (PKL) di atas trotoar jalan,  di kawasan Pasar Senja, Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao atau Lebao, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim).

Radina Ali adalah tipe yang pantang menyerah.  Di atas  trotoar jalan,  ia menaruh seberkas harapan untuk memenuhi kebutuhan  hidupnya. Di situ ia berjualan aneka makanan ringan berupa jagung tembak, jagung titi, kacang goreng, kacang rebus, serta aneka buha-buahan segar seperti jeruk dan mangga. Usahanya sudah dirintisnya sekitar 2013 lalu. Jadi sudah delapan tahun ini usahanya berjalan.

Ditemani sengatan terik matahari, dirinya tampak tegar menepisnya. Dengan jilbab orange yang dikenakkan, ia berikhtisar bahwa Yang Mahakuasa akan selalu menemani segala suka dan duka hidupnya. 

Payung parasol dengan bantuan tumpuhan ikatan tali rafia pada batu dan  tiang di sekitarnya, menambah kesan darurat fasilitas yang dipakainya. Jika angin kencang tiba, payung parasol tersebut sudah pasti tersingkap dan terobrak-abrik, bahkan roboh.

Kesan darurat juga tampak dari media keler dan meja mini yang sudah lapuk,  tempat ia menjajakan dagangannya. Meski demikian, Radia Ali tetap percaya diri.  Setiap orang yang berjalan mendekati ‘etalase’ dagangannya, ia tak segan menawarkannya dengan wajah tersenyum. 

Selama kurang lebih 11 jam lamanya (09.00 Pagi s/d 20.00 Malam),  Radina Ali duduk menemani dagangannya, menanti tamu rupiah untuk mampir di dompetnya.

Kepada media ini Radia Ali mengaku tinggal di Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Di sana ia tinggal bersama ‘mama bungsu'nya, adik termuda dari ibu kandungnya sendiri. Hal itu terjadi  lantaran kedua orang tuanya sudah lama berpulang ke kediaman abadi. ‘Mama bungsu’nya bermata pencaharian sebagai pedagang 'ikan kering' di Pasar Baru Larantuka. Demi menjamin kelangsungan hidup, keduanya saling bahu membahu mengais rejeki.

Lantaran masih berada pada terpaan badai covid 19, pendapatan harian wanita paruh baya itu pun ikut mengalami degradasi serius.
"Karena corona jualan kami semakin sepih. Tetapi apa boleh buat, hidup masih berlanjut. Kalau satu hari dapat Rp.120.000 sudah lebih dari cukup", kisahnya dengan letih, sembari menyeka cucuran keringat pada keningnya.

Ibu Radia Ali menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Lewo Tanah, biasanya aktivitas  dirinya dan reka-rekan PKL lainnya sering diintervensi bahkan dicegat Satpol PP setempat yang berpatroli. 

“Dulu ketika berjualan sering ditegur Pol PP,  tapi sekarang sudah tidak lagi. Mungkin karena pandemi Covid-19,  Pol PP memaklumi.  Insya Allah ke depan ketika Covid-19 meredah, kami juga tidak dicegat lagi. Mengingat ini  adalah matapencaharian penunjang hidup ,” pungkas Radia Ali sambil tersenyum. (Paulus Kebelen)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS