Rana Tonjong di Pota, Danau Lotus Terunik dan Terbesar Kedua Di Dunia

Redaksi - Rabu, 24 Februari 2021 05:21
Rana Tonjong di Pota,  Danau Lotus Terunik dan Terbesar Kedua Di DuniaLotus unik (sumber: 2021/02/1614093652220.jpeg)

Borong: Kabupaten Manggarai Timur punya destinasi wisata yang terbilang langka dan belum banyak diketahui orang. Di Kelurahan Pota, Kecamatan Sambi Rampas, di bagian utara kabupaten itu terdapat sebuah  danau teratai raksasa. Danau Teratai itu adalah yang terbesar ke dunia, setelah danau teratai raksasa, Tso Pema, di Provinsi Mandi (sebelumnya bernama, Himacahal),  India Utara, 

Dalam bahasa lokal, danau teratai itu disebut Rana Tonjong. Rana berarti danau, sedangkan Tonjong artinya teratai atau lotus. Teratai raksasa itu tumbuh memenuhi danau lotus (Nelumbo nucifera) seluas hampir 2,5 hektare yang dikelilingi perbukitan di bagian utara serta hamparan sawah di sisi timur.

Pada musim berbunga, warna merah muda (pink) bunga teratai memenuhi danau. Pemandangan itu begitu menawan, dan membentang sejauh mata memandang. Teratai di danau tersebut tidak seperti teratai pada umumnya yang hidup menjalar di atas permukaan air. Tanaman air yang satu ini tumbuh tegak seperti talas dengan tinggi batang mencapai 3 meter, lebar daun mencapai 30 sentimeter (cm) serta ukuran bunga mencapai 25 cm.

Karena keunikannya itulah, Tonjong Pota dijuluki sebagai salah satu teratai raksasa di dunia, selain danau serupa yang ada di India bagian utara.

“Hal itu berdasarkan penelitian seorang profesor berkebangsaan Jerman pada 1990-an. Sifat tanaman ini pun endemik. Jika ditanam di luar wilayah ini, tonjong tidak bisa hidup. Ini salah satu keunikannya,” ujar Abdullah Masjuban, pegawai harian lepas Dinas Pariwisata Manggarai Timur, seperti dikutip laman Beritasatu.com, beberapa waktu silam.

Teratai dengan nama latin Victoria amazonica ini tumbuh lebat sepanjang tahun serta berbunga selama April hingga akhir Mei dengan warna khas bunga pink. Setelah melewati masa pemekaran bunga, tanaman indah ini menyisakan bonggol berisi bijian-bijian yang enak dimakan.

“Rasanya seperti kacang tanah. Selain memanjakan mata, kami datang ke sini untuk memburu biji tonjong untuk mengobati sakit lambung,” kata Vonny Ustang, wisatawan yang datang ke destinasi wisata itu.

Vonny yang merupakan warga Pota berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur segera menata lokasi tersebut agar menjadi destinasi wisata alam. “Jalan menuju danau ini masih jelek. Sayang sekali lokasi wisata unik ini tidak diperhatikan, padahal tonjong merupakan ikon pariwisata Manggarai Timur,” katanya.

Dahulu, lanjutnya, area danau ini cukup luas. Karena tidak ada pembebasan lahan oleh pemerintah, areanya semakin menyempit karena dijadikan petak-petak sawah oleh petani. Sekarang luas area danau ini hanya sekitar 2,5 hektare. “Saya khawatir Rana Tonjong bisa hilang di masa datang jika Pemkab Manggarai Timur diam saja,” katanya.

Walau berada di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, Rana Tonjong dapat diakses dari koa Ruteng,ibukota Manggarai raya. Jarak dari kota Ruteng sekitar 90 kilometer (km) dan bisa ditempuh selama tiga jam menggunakan mobil. Sedangkan dari Kelurahan Pota, danau ini hanya berjarak 2,5 km dan dapat dicapai dengan waktu 10 menit saja. ****

 

 

RELATED NEWS