'Re-Imagine Bikon Blewut' Ditutup Meriah dengan 'Music Performance Rumah Teduh Orin Bao'

redaksi - Minggu, 26 September 2021 22:42
'Re-Imagine Bikon Blewut' Ditutup Meriah dengan 'Music Performance Rumah Teduh Orin Bao'Music Performance yang meriah, bertajuk ‘Rumah Teduh Orin Bao’ pada Acara Penutupan R-IBB, Jumat (24/9) (sumber: Bayu Tonggo)

LEDALERO (Floresku.com) – Rangkaian acara Re-Imagine Bikon Blewut (R-IBB) yang telah dijalankan selama sejak Jumat, 10 September 2021, , resmi ditutup,Jumat malam, 24 September 2021.

Acara penutupan diisi dengan Music Performance yang meriah, bertajuk ‘Rumah Teduh Orin Bao’.

Kegiatan tersebut dilangsungkan di pelataran depan Sekretariat STFK Ledalero dari pukul 19.00 hingga 22.00 WITA.

Music Performance Rumah Teduh Orin Bao melibatkan sejumlah musisi lokal dan kelompok seniman di antaranya grup STFK Acoustic, Bernard and Trysna, STFK Voice, Knife and The Sunflower, Mario Lasar, dan Maumerereggae.

Mario Lasar, seorang musisi dan konten kreator, di sela iringan instrumental violin yang dibawakannya mengatakan bahwa acara MusicPerformance Rumah Teduh Orin Bao merupakan acara cinta. “Kita semua pada malam hari ini sebetulnya ingin diajak untuk kembali mencintai kebudayan kita, kebudayaan di mana kita lahir. Kaki boleh ke mana pun, tetapi hati tidak,” ujar Mario.

Di akhir pegelaran, Ketua Komunitas KAHE dan pelopor kegiatan R-IBB Eka Nggalu mengatakan bahwa melalui kegiatan R-IBB dan Music Performance Rumah Teduh Orin Bao bermaksud membangun citra bagi Museum Blikon Blewut.

Dia mengaharapkan bahwa kegiatan tersebut dapat menggugah perhatian dari pihak Gereja dan SVD khususnya, untuk menjadikan Museum Bikon Blewut sebagai ruang publik dan ruang arsip bagi sejarah perkembangan Gereja dan sejarah perkembangan kehidupan modernitas di Flores.

“Dengan kegiatan Re-Imagine Bikon Blewut dan Rumah Teduh malam hari ini, mesti mengundang perhatian dari pihak Gereja dan SVD untuk menjadikan Museum Bikon Blewut sebagai ruang publik dan ruang arsip bagi kami generasi milenial, agar kami dapat mengetahui secara baik bagaimana sejarah kehadiran Gereja dan dunia modernitas di Flores. Gereja punya andil besar dalam perkembangan modernitas di Flores dan kami sebagai generasi milenial menuntut kehadiran Gereja untuk memberi informasi itu kepada kami”, ujar Eka.

Eka juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sejumlah pihak yang terlibat selama kegiatan R-IBB dan kegiatan penutupan R-IBB, Rumah Teduh.

Sementara itu, dalam Kata Sambutan Penutup, Ketua STFK Ledalero,Pater Otto Gusti Madung menegaskan bahwa Museum Bikon Blewut adalah ruang publik, tempat dimana publik berbagi informasi dan pengetahuan tentang sejarah dan warisan budaya. Oleh karena itu, semua pihak hendaknya memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menggali Kembali sejarah kehidupan manusia Flores masa lalu sebagai basis untuk membangun Flores yang semakin maju dalam berbagai aspek kehidupan.

Otto Gusti juga menyampaikan terima kasih kepada komunitas KAHE yang telah bekerja sama dengan STFK Ledalero dalam kolaborasi dengan SEMA untuk me-re-imagine museum Bikon Blewut.

Sebagai informasi, Re-Imagine Bikon Blewut (R-IBB) adalahkegiatan pameran seni rupa yang diselenggarakan oleh Komunitas KAHE dalam kolaborasi dengan Museum Bikon Blewut dan Senat Mahasiswa (SEMA) STFK Ledalero. Kegiatan tersebut didukung oleh Docking Program Biennale Jogja XVI Equator #6, sebuah pameran seni rupa yang sudah dikenal luas baik di dalam maupun di luar negeri.

Kegiatan R-IBB berlangsung selama dua pekan (Jumat, 10 September – Jumat, 24 September 2021) dengan menghadirkan beberapa program publik, seperti workshop manejemen pameran, seminar budaya, pameran, tur pameran, bincang seniman, film screening, dan art performance. (Bayu Tonggo).

Editor: Redaksi

RELATED NEWS