RENUNGAN KATOLIK: Jumat, 02 Juli 2021: "Ecce multi publicàni, et peccatores venièntes discumbèbant cum Iesu et discìpulis eius" Mat 9:10

Redaksi - Kamis, 01 Juli 2021 22:01
RENUNGAN KATOLIK: Jumat, 02 Juli 2021: "Ecce multi publicàni, et peccatores venièntes discumbèbant cum Iesu et discìpulis eius" Mat 9:10St Otto dari Bamberg (sumber: Mifrica News)

Oleh P Kons Beo SVD


(Pekan Biasa XIII - St Bernadinus Realino, St Otto dari Mamberg)

Bacaan I Kejadian 23:1-4
Mazmur 106:1-2.3-4a.4b-5
Injil Matius 9:9-13

Datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-muridNya

MAKAN BERSAMA itu sungguh satu perjamuan kenikmatan. Yakinlah, segala hidangan sungguh tersedia. Demi satu  kepuasan akan rasa lapar jasmaniah. Itu terjadi di rumah Matius, si pemumgut cukai.

TETAPI kehadiran Yesus bentangkan satu suasana teramat istimewa. Kekariban tercipta. Spontanitas terlahir. Penuh sukacita tergambar di perjamuan itu.

SAAT Kasih sungguh menguasai maka runtuhlah segala jarak yang tercipta. Robohlah tembok-tembok pemisah. Hancurlah sekat-sekat pembatas. Perjamuan mesti jadi tanda kegembiraan bersama. Bagi semua!

PERJAMUAN MATIUS sudah berubah jadi 'Perjamuan Tuhan." Karena itulah ia menjadi tanda kerinduan bagi siapa saja untuk hadir. Dalam Yesus, di Perjamuan itu, yang berkuasa adalah Kasih yang membebaskan.

YANG dianggap hina, cacat, pinggiran, tak saleh ataupun berkelakuan miring sungguh ditarik untuk menikmati perjamuan Kasih itu. Kasih itu terlalu kuat untuk melampaui daya-daya penuh cibiran dan comel-comel tak puas  dari kaum 'sehat rohani' yang selalu merasa diri lebih 'pantas' dan 'agamis.'

KITA harus berani pulang, entah telah seberapa jauh jalan petualangan kita. Kita mesti temukan, biar cuma sepotong, satu kekuatan batin untuk gembira melangkah ke perjamuan Kasih Tuhan.

KITA memang harus bertarung penuh kerendahan hati untuk membawa segala ketidakhebatan, kegagalan, kekurangan nutrisi dan siraman rohani, kekecewaan, serta rupa-rupa kelemahan demi masuk dalam 'perjamuan Tuhan yang membebaskan itu.'

DI SAAT perjamuan itu, yakinlah, Matius perlahan mulai belajar untuk temukan sebuah arti kehidupan baru. Dan bagaimana ia mesti berlangkah untuk ziarah hidup selanjutnya.

ANDAIKAN Matius 'tetap di rumah cukai dengan ketebalan hati terikat pada mamon dan segala perkara cukai tentu Matius tetap punya alasan telak untuk tak melirik sedikitpun pada wajah dan suara Tuhan serta pada Perjamuan dan Jalan KasihNya.' 
Tetapi Tuhan itu selalu menanti. Dalam KasihNya. Tak terhingga.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin.

RELATED NEWS