RENUNGAN KATOLIK, Kamis, 05 Agustus 2021: "Haec est aqua Contradictionis ubi iurgati sunt filii Israhel contra Dominum" Bil 20:13

redaksi - Rabu, 04 Agustus 2021 23:05
RENUNGAN KATOLIK, Kamis, 05 Agustus 2021: "Haec est aqua Contradictionis ubi iurgati sunt filii Israhel contra Dominum" Bil 20:13Ilustrasi: Kitab Bilangan20:1-13 (sumber: Istimewa)

Oleh P Kons Beo SVD


(Pekan Biasa XVIII - Beato Frederikus Janssoone, Sta Nonna)

Bacaan I Bilangan 20:1-13
Mazmur 95:1-2.6-7.8-9
Injil Matius 16:13-23

"Haec est aqua Contradictionis ubi iurgati sunt filii Israhel contra Dominum" Bil 20:13
(Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan)

RAGU-RAGU. Cemas. Tak nyaman. Rasa tak menentu. Tak menyenangkan. Panik. Penuh gelisah. Serba tak  pasti. Itulah irama hati kita manusia.

KARENANYA, kita sering bereaksi keras. Memberontak. Penuh comel-comel. Marah-marah. Serba tak puas. Memprotes sengit. Itu gelora reaksi rasa hati kita.

DI PADANG gurun Zin, umat Israel memberontak. Tak ada lagi air minum. Keadaan tak pasti harus mereka alami. Ada protes keras Israel terhadap kedua pemimpin Musa dan Harun:

Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini? (Bil 20:5).

PEMIMPIN manakah yang ingin menuntun bangsanya ke jurang malapetaka? Setidaknya ia mesti miliki kekuatan dan dorongan yang memberi harapan. Musa dan Harun mesti menghadap Tuhan. Lanjutkan protes Israel di Kemah Pertemuan.

DI SAAT kini, virus corona kegelisahan sekian menyergap. Entah di mana kita berada, di situlah resah tak enak di hati setia menemani. Kita alami semuanya di tempat kerja, di perjalanan yang terasa sangat menyedihkan, dan bahkan di rumah tinggal kita sendiri.

KITA rindukan kata-kata dan sikap sejuk yang meneguhkan. Bagaikan pancaran air segar yang keluar dari bukit cadas oleh pukulan tongkat Musa (Bil 20:11).

MARAH, protes keras, pun memberontak sejadinya, bukanlah satu sikap elok. Yang terbaik hanyalah segera runduk sujud menyembahNya. Kita pun sepatutnya merawat sikap hati.  Demi lahirkan sikap mental penuh kesetiaan dan ketaatan yang sehat.

SEMUANYA, agar virus kegelisahan itu segera berlalu. Untuk tak kembali lagi. Agar pancaindra kita segera kembali lagi akrab pada yang alami. Pada keseharian yang sejuk. Dan bukan lagi pada satgas dan protokol kesehatan si virus gelisah itu. Bukan kah demikian?

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin

Editor: Redaksi

RELATED NEWS